137x Filetype PDF File size 0.35 MB Source: ejournal.stikesborromeus.ac.id
GAMBARAN HEALTH DEVIATION SELF CARE PADA ANAK USIA 6-12 TAHUN PENDERITA THALASSEMIA MAYOR DI POLI KLINIK THALASSEMIA RSUD SUMEDANG Susy Puspasari, Ridha Nafisah Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan PPNI, Bandung Email: eisya73@gmail.com Abstrak Anak usia sekolah merupakan periode penting dalam tahap tumbuh kembang dan pada tahap ini anak mulai menunjukkan karakteristik dan kemampuan tersendiri dalam Self Care. Pada pasien thalassemia mayor aspek health deviation self care yang berkaitan dengan perubahan status kesehatan dapat dilihat dari bagaimana self care yang ditunjukkan meliputi kepatuhan dalam program terapi yaitu tranfusi darah dan terapi kelasi besi, pengaturan diet rendah zat besi, mekanisme koping pada anak thalassemia meliputi kemampuan dalam menyelesaikan masalah dalam menghadapi penyakit dan perubahan secara fisik maupun psikologis. Penelitian ini dirancang menggunakan penelitian deskriptif. Tujuannya untuk mengetahui Gambaran Health Deviation Self Care pada anak usia 6-12 tahun penderita thalassemia mayor di poli klinik thalassemia RSUD Sumedang. Sampel penelitian 48 responden dengan teknik sampling menggunakan total sampling. Pengumpulan data kuesioner Health deviation self care menggunakan kuesioner yang dibuat sendiri oleh peneliti kemudian dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Hasil penelitian menunjukkan dari jumlah 48 responden, sebagian besar dari responden mengalami Health Deviation Self Care baik yaitu sebanyak 52.1% atau 25 responden, sedangkan responden yang mengalami Health Deviation Self Care buruk sebanyak 47.9% atau 23 responden. Kesimpulannya sebagian besar dari responden yang berusia 9-10 tahun mengalami health deviationself care baik sebanyak 53.3% atau 8 responden. Diharapkan institusi pelayanan kesehatan mendukung pemenuhan kebutuhan penderita thalassemia yang mengalami keterbatasan. Kata kunci : Anak Sekolah, Self Care, Thalassemia Mayor. Abtract School-age children is an important period in the stage of growth and development and at this stage the child begins to show the characteristics and the ability of its own in Self Care. In patients with thalassemia major aspects of health deviation self care related to changes in health status could be seen from how to self care shown includes compliance in therapy programs that blood transfusion and chelation therapy iron, setting a diet low in iron, coping mechanisms in children with thalassemia include the ability to resolve problems in the face of disease and physical and psychological changes. This research was designed to use a descriptive study. This research was conducted to the description of Health Deviation Self Care in children aged 6-12 years with thalassemia major at clinic poly of thalassemia in Sumedang Hospital. The sample of this research was 48 respondents by using total sampling technique. Data collected with questionnaire health deviation self-care, the questionnaire was designed by the researchers then tested the validity and reliability. The results showed of the total 48 respondents, the majority of respondents experienced good Health Deviation Self Care as many as 52.1% or 25 respondents, while respondents with experienced bad Health Deviation Self Care as much as 47.9% or 23 respondents. In conclusion the majority of respondents were aged 9-10 years are good health deviation self care as much as 53.3% or 8 respondents. this research was expected health care institutions to support the fulfillment of thalassemia patients who have limitations. Keywords : School age children, Major Thalassemia, Self-Care. 21 LATAR BELAKANG peningkatan status kesehatan dan kesejahteraannya Thalassemia merupakan penyakit keturunan yang dimana individu mampu menunjukkan ada hampir di seluruh dunia. Mulai dari keterampilan dan sikap yang sesuai dengan kondisi Mediterania, Timur Tengah, Anak Benua India dan kesehatannya. Burma serta di daerah Cina bagian Selatan, METODE PENELITIAN Thailand, Semenanjung Malaysia, Kepulauan Penelitian ini dirancang dengan menggunakan Pasifik sampai Indonesia (Dirjen Bina Pelayanan penelitian deskriptif. Teknik pengambilan sampel Medik Kemenkes RI, 2010). World Health pada penelitian ini menggunakan total sampling. Organization (WHO) pada Tahun 2006 Penelitian ini dilakukan pada tanggal 4 April 2016 menyebutkan bahwa sebanyak 7% dari penduduk sampai dengan 22 April 2016. dunia merupakan pembawa sifat atau carrier thalassemia dan setiap tahun sekitar 300.000 Populasi penelitian ini semua pasien sampai 500.000 bayi lahir dengan Thalasemia. thalassemia mayor usia 6-12 tahun yang melakukan Prevalensi carrier thalassemia di Indonesia transfusi darah secara rutin di poliklinik mencapai sekitar 3-8%, hingga Maret 2009 kasus Thalassemia RSUD Sumedang. Sampel penelitian thalassemia di Indonesia mengalami peningkatan sebanyak 48 orang. Kriteria inklusi adalah Anak sebesar 8,3% dari 36533 kasus yang tercatat pada dengan diagnosa thalassemia mayor, Anak usia 6- tahun 2006 (Wahyuni, 2008). Diperkirakan dari 12 tahun, lama sakit minimal 1 tahun, tidak jumlah pembawa sifat genetik. mengalami komplikasi penyakit lain, anak mampu berkomunikasi secara verbal dan non verbal, anak Thalassemia di Indonesia dapat lahir penderita mampu membaca, menulis, dan berkomunikasi thalassemia pada bayi baru lahir yang mencapai secara verbal dan non verbal. Kriteria ekslusi pada 2.500 anak setiap tahunnya (Dirjen Bina Pelayanan sampel penelitian ini adalah kondisi anak sangat Medik Kemenkes RI, 2010). Penderita thalassemia lemah dan mengalami gangguan kesadaran, di Indonesia tersebar di berbagai wilayah Indonesia Ibu/keluarga tidak kooperatif termasuk Jawa Barat. Berdasarkan website resmi Penelitian ini menggunakan kuesinoer RSHS Bandung pada Tahun 2014 menyatakan pertanyaan tertutup terdapat 20 pertanyaan bahwa jumlah seluruh penderita thalassemia di mengenai health deviation self care yang sudah Jawa Barat mencapai sekitar 2.000 orang. Jumlah dilakukan uji validitas dan reliabilitas dengan ini meningkat dari Tahun 2011 yang di dapat dari menggunakan korelasi Pearson Product moment. data Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat yaitu Data penelitian ini dianalisis dengan mencapai 1.613 orang. menggunakan analisis univariat. Analisis univariat Keberhasilan penanganan thalassemia terletak ini bertujuan untuk mengetahui distribusi frekuensi pada keberhasilan mengatasi dampak anemia. dan proporsi dan variabel yang diamati, yaitu Tanpa penatalaksanaan yang baik, penderita health Deviation Self Care pada anak usia 6-12 thalassemia sulit mencapai usia di atas 20 tahun, tahun penderita thalassemia mayor. hal tersebut berhubungan dengan perilaku dalam perawatan diri (self care). Hasil Keberhasilan self care tergantung Health Penyajian data hasil penelitian ini disajikan dalam deviation self care yaitu self care yang bentuk tabel distribusi frekuensi berdasarkan dimaksudkan untuk individu yang sakit atau variabel penelitian. terluka, memiliki kondisi patologis seperti individu yang cacat, terdiagnosa medis, dan menjalani Diagram 1 pengobatan (program terapi transfusi darah pada thalassemia). Salah satu dari health deviation self care adalah keaktifan individu untuk berpartisifasi aktif terlibat dalam mempertahankan status kesehatannya yaitu keterlibatan dalam program buruk baik terapi (transfusi darah, kelasi besi), pengaturan diet, 48% 52% mekanisme koping dalam menghadapi penyakit thalassemia (Indanah, 2010). Ketaatan dalam menjalani program terapi merupakan salah satu bentuk Health deviation self care yang efektif, hal tersebut dipengaruhi oleh pengetahuan pasien tentang penyakitnya dan dukungan dari keluarga, dengan health deviation self care yang efektif, maka individu akan mampu mengatur dan mengontrol aktifitas yang bermanfaat pada upaya 22 Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui Tabel 4 bahwa dari jumlah 48 responden, sebagian besar Distribusi Frekuensi Health Deviation Self Care dari responden mengalami Health Deviation Self berdasarkan Kadar Hemoglobin Pada Anak Usia Care baik yaitu sebanyak 52.1% atau 25 6-12 Tahun Penderita Thalassemia Mayor Di Poli responden. Klinik Thalassemia RSUD Sumedang Kadar Health Deviation Self Care Hemoglo Baik Buruk Total Tabel 2 bin F % F % Distribusi IndikatorHealth Deviation Self Care ≤ 6 g/dl 10 52.6% 9 47.4% 19 Pada Anak Usia 6-12 Tahun Penderita ≥ 6 g/dl 15 51.7% 14 48.3% 29 Thalassemia Mayor di Poli Klinik Thalassemia Total 48 RSUD Sumedang Catatan :F : Frekuensi % : Presentase Indikator Presentase (%) Dari 48 responden terdapat 29 responden Baik Buruk yang memiliki kadar hemoglobin sebelum transfusi Kepatuhan 54.2% 45.8% darah ≥ 6 g/dl. Sebagian besar dari responden yang dalam program memiliki kadar hemoglobin ≥ 6 g/dl mengalami terapi Health Deviation Self Care baik yaitu sebanyak 51.7% atau 15 responden. Pengaturan diet 60.4% 39.6% Mekanisme 56.3% 43.8% Tabel 5 koping Distribusi Frekuensi Health Deviation Self Care berdasarkan Jenis kelamin Pada Anak Usia 6-12 Latihan 58.3% 39.6% Tahun Penderita Thalassemia Mayor Di Poli Klinik Thalassemia RSUD Sumedang Data di atas menunjukkan bahwa indikator Jenis Health deviation self care Tota Health Deviation Self Care yang paling banyak kelamin Baik Buruk l diberikan adalah pengaturan diet dengan F % F % presentase sebesar 60.4 %. Perempua 12 50.0% 12 50.0% 24 Tabel 3 n Distribusi Frekuensi Health Deviation Self Laki-laki 13 54.2% 11 45.8% 24 Care berdasarkan rentang usia Pada Anak Total 48 Usia 6-12 Tahun Penderita Thalassemia Mayor Sebagian besar dari responden jenis kelamin laki- Di Poli Klinik Thalassemia RSUD Sumedang laki memiliki Health deviation self care baik yaitu Health Deviation Self Care sebanyak 54.2% atau 13 responden. Sedangkan Rentan Baik Buruk Total setengah dari responden jenis kelamin perempuan g Usia F % F % F memiliki Health deviation self care baik sebanyak 6 tahun 3 50.0% 3 50.0% 6 50% atau 12 responden. 7 tahun 6 66.7% 3 33.3% 9 8 tahun 4 50.0% 4 50.0% 8 PEMBAHASAN 9-10 8 53.3% 7 46.7% 15 tahun 11-12 4 40.0% 6 60.0% 10 Health Deviation Self Care tahun Diketahui bahwa dari jumlah 48 responden, Total 48 sebagian besar dari responden 52.1% atau 25 Catatan :F : Frekuensi responden mengalami Health Deviation Self Care % : Presentase baik. Hal ini berkaitan dengan teori psikososial Sebagian besar dari responden yang berusia 9- Erikson tentang tahap perkembangan anak usia 10 tahun memiliki Health Deviation Self Care baik sekolah. Teori Erikson mengatakan bahwa dalam yaitu sebanyak 53.3% atau 8 responden. tahap perkembangan anak usia sekolah, anak akan memfokuskan terhadap pengembangan kemampuannya. Anak sudah mulai mendapatkan tugas dan terlibat dalam berbagai aktivitas sosial sehingga akan menunjukkan peningkatan terhadap kemampuan motoriknya. 23 Health Deviation Self Care Berdasarkan rentang KESIMPULAN Usia Sebagian besar dari responden mengalami Health Sebagian besar dari responden berusia 9-10 Deviation Self Care baik tahun (53.3%) memiliki Health Deviation Self Care Health Deviation Self Care berdasarkan rentang baik dan hampir setengahnya dari responden usia menunjukkan bahwa setengah dari responden (46,7%) mengalami Health Deviation Self Care berusia 6 tahun mengalami Health Deviation Self yang buruk. Hal ini sejalan dengan peneltian yang Care baik, sebagian besar dari responden berusia 7 dilakukan oleh Indanah (2010) tentang analisa tahun mengalami Health Deviation Self Care baik. faktor yang berhubungan dengan Self Care Sedangkan responden yang berusia 8 tahun Behavior pada anak usia sekolah dengan setengah dari responden berada pada kondisi thalassemia mayor. Hasil penelitiannya Health Deviation Self Care baik, sebagian besar menunjukkan sebanyak 22 dari 24 anak berusia 10 responden yang berusia 9-10 tahun mengalami tahun memiliki self care behavior baik. Self care Health Deviation Self Care baik dan responden semakin efektif seiring bertambahnya usia dan yang berusia 11-12 tahun sebagian besar berada kemampuan individu sehingga semakin usia pada kondisi Health Deviation Self Care buruk. bertambah semakin berkurang ketergantungan dalam self care dan menunjukkan kemandirian Health Deviation Self Care berdasarkan kadar dalam pemeliharaan kesehatan (Indanah, 2010). hemoglobin sebelum transfusi darah menunjukkan Health Deviation Self Care berdasarkan Kadar hampir dari setengahnya responden yang memiliki Hemoglobin sebelum transfusi darah kadar hemoglobin ≤ 6 g/dl mengalami Health Deviation Self Care buruk. Sedangkan Sebagian Dari hasil penelitian diketahui sebagian besar dari responden yang memiliki kadar besar dari responden (51.7%) yang memiliki kadar hemoglobin ≥ 6 g/dl mengalami Health Deviation hemoglobin ≥ 6 g/dl mengalami Health Deviation Self Care baik. Self Care baik. Menurut Suardani (2006), Sebagian besar dari responden jenis kelamin laki- banyaknya kalori yang digunakan dalam setiap laki memiliki Health deviation self care baik yaitu aktivitas tergantung pada jenis kegiatan dan sebanyak 54.2% atau 13 responden. Sedangkan lamanya melakukan kegiatan tersebut. Semakin setengah dari responden jenis kelamin perempuan berat dan semakin banyak waktu yang diperlukan memiliki Health deviation self care baik sebanyak untuk melakukan suatu kegiatan maka akan 50% atau 12 responden. semakin banyak kalori yang dihabiskan untuk kegiatan tersebut. Health Deviation Self Care berdasarkan jenis SARAN kelamin Thalassemia adalah jenis penyakit genetik Poli Klinik Thalassemia RSUD Sumedang yang diturunkan secara autosomal resesif menurut Hasil penelitian ini menunjukkan secara umum hukum mendel dari orangtua kepada anak-anaknya anak penderita thalassemia mengalami Health (Mandleco & pott, 2007). Thalassemia dapat Deviation Self Care baik. Berdasarkan hasil ini muncul pada semua jenis kelamin baik perempuan diharapkan institusi pelayanan kesehatan maupun laki-laki. Dari hasil analisis, distribusi mendukung pemenuhan kebutuhan penderita jenis kelamin responden merata untuk laki-laki thalassemia yang mengalami keterbatasan. maupun perempuan. Responden dengan jenis kelamin perempuan sebanyak 50% dan laki-laki Institusi Pendidikan 50%. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Indanah (2010) hasil penelitiannya Menambah referensi baik berupa buku, jurnal, menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan e-book ataupun e-journal. Hasil penelitian ini antara jenis kelamin dengan self care behavior juga diharapkan dapat menjadi data tambahan thalassemia. Hal ini menunjukkan bahwa baik jenis bagi institusi pendidikan dalam menunjang kelamin perempuan maupun laki-laki sama-sama pembelajaran di kelas maupun di lapangan. berpeluang untuk menunjukkan health deviation self care yang baik. Penulis Selanjutnya Penulis menyarankan agar dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai Health Deviation Self Care untuk mengembangkan penelitiannya. 24
no reviews yet
Please Login to review.