141x Filetype PDF File size 0.29 MB Source: repository.ubaya.ac.id
HUBUNGAN TRANSFORMATIONAL LEADERSHIP DAN EXTRA-ROLE PERFORMANCE DIMEDIASI OLEH INTRINSIC MOTIVATION PADA GURU DI SEKOLAH XYZ MALANG Reneldis Lisdiana Jurusan Human Capital & Development Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Surabaya 94lisdiana@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara transformational leadership dengan extra role performance yang dimediasi oleh intrinsic motivation pada guru di sebuah sekolah XYZ Malang. Sekolah XYZ ini memiliki ketua yayasan sebagai pemimpin tertinggi dari jenjang SD sampai dengan SMK yang memiliki jiwa pemimpin transformational. Pertanyaan Penelitian ini adalah Apakah terdapat hubungan antara transformational leadership dengan extra-role performance yang dimediasi oleh intrinsic motivation pada guru di sekolah XYZ Malang? Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dari penyebaran kuesioner. Responden dalam penelitian ini adalah 100 responden guru dari sekolah XYZ Malang berjenis kelamin laki-laki dan perempuan, berusia diatas 20 tahun, lama bekerja diatas dua tahun karena berkaitan dengan mengenal seorang yang menjadi transformational leadership dan bidang studi pengajaran. Teknik pengambilan sampel penelitian ini adalah non-probability sampling. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan melalui pengujian secara statistik. Pengujian dilakukan menggunakan metode Structural Equation Modeling (SEM) dengan bantuan SMART -PLS 3.0 Temuan yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah terdapat hubungan positif antara transformational leadership dengan extra- role performance yang dimediasi oleh intrinsic motivation pada guru di sekolah XYZ Malang. Kata Kunci : Transformational Leadership, extra-role performance, intrinsic motivation 1 ABSTRACT This study aims to examine the relationship between transformational leadership and extra role performance mediated by intrinsic motivation in teachers at a XYZ school in Malang. This XYZ school has the chairman of the foundation as the highest leader from elementary school to vocational high school who has the soul of transformational leader. The research question is whether there is a relationship between transformational leadership and extra-role performance mediated by intrinsic motivation in teachers at XYZ Malang school. The data used in this study are primary data obtained from questionnaires. Respondents in this study were 100 teacher respondents from Malang XYZ school, male and female, aged over 20 years, working for more than two years because it was related to knowing someone who was transformational leadership and teaching in the field of teaching. The sampling technique of this study was non-probability sampling. This research uses a quantitative approach through statistical testing. The test was carried out using the Structural Equation Modeling (SEM) method with the help of SMARTPLS 3.0 The findings obtained from the results of this study are that there is a positive relationship between transformational leadership and extra-role performance mediated by intrinsic motivation in teachers at XYZ Malang Keywords : Transformational leadership, extra-role performance and Intrinsic Motivation PENDAHULUAN Pekerjaan guru tentunya adalah mengajar dan menyusun kurikulum yang sesuai untuk anak didiknya, selain itu pekerjaannya juga sebagai profesi, yang artinya sebagai guru adalah pekerjaan pengabdian dimana dituntut tidak hanya terpaku pada jam kerja tetapi lebih daripada itu, menghadapi banyak tantangan terutama jika bertemu dengan murid yang memilki sikap yang buruk atau kemampuan yang kurang maka seorang guru dituntut untuk bekerja lebih keras dan membimbing diluar jam kerja atau jam sekolah. Selanjutnya, guru yang dapat bekerja dengan baik tentunya tidak terlepas dari peranan seorang leader disekolah seperti ketua yayasan dan kepala sekolah. Seorang kepala sekolah menjadi salah satu faktor penentu bagaimana suatu sekolah dan guru serta murid bisa menjalankan kegiatan belajar mengajar dengan baik. Pada penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Atika (2017) yaitu tentang kepemimpinan ketua yayasan pendidikan Al-Masdar dalam mengelola pegawainya dimana hasilnyaa menunjukkan bahwa ketua yayasan Al-Masdar memiliki karisma yang sangat disegani oleh bawahannya, memberikan keteladanan dengan memotivasi para bawahannya dalam semangat dan keyakinana yang diwujudkan dalam sebuah 2 visi, misi dan tujuan organisasi. Berikutnya Menurut Abraham Sperling (dalam Atika, 2017:87) pengertian motivasi adalah suatu kecenderungan untuk beraktivitas, dimulai dari dorongan dalam diri (drive) dan diakhiri dengan penyesuaian diri. Artinya motivasi berawal dari diri kita sendiri dengan meyakini diri kita bahwa kita mampu mencapai tujuan yang ingin kita raih. Motivasi bagi pemimpin pada dasarnya adalah percaya pada diri mereka sendiri. Percaya diri adalah hal yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin, bila saja seorang pemimpin tidak memiliki rasa percaya diri maka pemimpin tersebut tidak dapat menginspirasi bawahannya. Dalam hal ini ketua yayasan Al-Masdar memiliki kepercayaan diri yang tinggi yang dapat menjadikan dirinya sebagai suri tauladan dalam mengelola kinerja pegawainya sehingga secara otomatis para pegawainya menyadari akan kinerja kerja mereka yang harus optimal. Pentingnya sosok kepemimpinan di dalam sekolah selain berkarisma seperti yang dijelaskan diatas juga harus mampu menginspirasi seperti yang diungkapkan oleh Chew (2008) bahwa kepemimpinan yang transformational memiliki efek pada guru sehingga menyebabkan komitmen untuk berubah menjadi kinerja yang tinggi melalui pribadi, pengakuan dan komunikasi. Selanjutnya menurut Burns (1978), kepemimpinan transformational dapat dilihat ketika pemimpin dan pengikut membuat masing-masing kemajuan lain ke tingkat moralitas daan motivasi yang lebih tinggi melalui kekuatan mereka, visi dan kepribadian, pemimpin transformational mampu menginspirasi pengikut untuk mengubah mereka yaitu pada harapan, presepsi dan motivasi untuk bekerja menuju tujuan bersama itu Yuan (2018) juga mengungkapkan bahwa kepala sekolah atau sosok pemimpin di sekolah dan motivasi guru menunjukkan korelasi positif yang signifikan pada motivasi kerja pada guru, kepemimpinan transformastional kepala sekolah menjadi dasar untuk memiliki kekuatan prediksi dalam motivasi kerja guru secara keseluruhan. Setelah penjelasan kalimat sebelumnya menunjukkan bahwa motivasi seseorang menjadi kekuatan dalam melakukan pekerjaan. Hal ini juga sejalan dengan penelitian dengan judul Pengaruh Motivasi Intrinsik, Gaya Kepemimpinan Transformational dan Semangat Kerja terhadap Kinerja Anggota Mandor Keamanan Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan Balapulang Kabupaten Tegal yang dilakukan oleh Rizky dan Hermin (2013) bahwa motivasi intrinsik secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja anggota dan gaya kepemimpinan transformational secara parsial paling berpengaruh signifikan terhadap kinerja anggota. Selain itu penelitian empiris juga menunjukkan mengenai manfaat dan penggunaan dari extra-role performance pada sebuah organisasi. Sebagai contoh, 3 studi dari Podsakoff dan MacKenzie (1994) menemukan team asuransi yang menunjukkan extra-role performance mampu meningkatkan efektifitas dan kinerjanya secara keseluruhan. Lebih lanjut, studi Walz dan Niehoff (1996) pada karyawan restaurant menemukan bahwa perilaku membantu teman sekerja, salah satu bentuk dari kinerja extrarole, memiliki hubungan yang signifikan pada setiap indikator kinerja. Sekolah XYZ malang sebagai sebuah sekolah yang memiliki banyak guru yang bekerja keras untuk para muridnya dan suster yayasan yang menginspirasi sejalan sebagai objek untuk penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Briggite Kroon dan Marianne van Woerkom (2017) mengenai hubungan antara transformational leadership dan extra role performance yang dimediasi oleh intrinsic motivation. Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah terdapat hubungan positif antara transformasional leadership dan extra-role performance dimediasi oleh intrinsic motivation pada guru di sekolah XYZ malang LANDASAN TEORI, KAJIAN EMPIRIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS (JIKA ADA) Pada penelitian sebelumnya juga mengharapkan penelitian di masa datang mencoba memasukkan indikator yang lebih objektif dengan menggunakan dimensi dari transformational leadership dan extra-role performance serta berfokus pada satu objek. Oleh sebab itu pada penelitian ini menggunakan dimensi untuk mengukur indikator yang lebih objektif yaitu transformational leadership menurut Bass dan Riggio (2006) dengan dimensi kharismatik, inspirasional motivation, intellectual stimulation dan individualized consederation, berikutnya untuk extra-role performance menggunakan dimensi menurut Organ (1988), altruism, consceintiousness, civic virtue, cortesy dan sportmanship serta intrinsic motivation menurut Frederick Herzberg dalam Robbins & Judge (2008) yaitu menggunakan achievement, recognition, work it self, responsibility dan advancement. Pada penelitian ini memasukkan dimensi sebagai indikator hal ini untuk menentukan dimensi mana yang lebih menonjol sehingga menggunakan pengujian secara langsung, hal ini sesuai dengan yang dilakukan oleh Briggita et al bahwa menguji ketiga variabel tersebut secara langsung. Perbedaan dengan jurnal sebelumnya yaitu pada item kuesionernya karena penelitian ini menggunakan dimensi sebagai item kuesioner. METODE Penelitian ini merupkan jenis penelitian basic research, pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dari penyebaran kuesioner. Responden dalam penelitian ini adalah 100 responden guru dari sekolah XYZ Malang berjenis kelamin laki-laki dan perempuan, berusia diatas 20 tahun, lama bekerja diatas dua tahun karena berkaitan dengan mengenal seorang yang 4
no reviews yet
Please Login to review.