Authentication
335x Tipe DOC Ukuran file 0.08 MB
2.2 Konsep Dasar GE 2.2.1 Pengertian Diare sering disebut juga gastroenteritis, yaitu kehilangan contoh dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena frekuensi satu kali atau lebih buang air besar dengan bentuk tinja yang cair dan encer. (Yuliani Rita, Suriadi, Asuhan Keperawatan pada Anak : Jakarta 2001) Diare adalah sebagai pengeluaran tinja yang tidak normal dan cair dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya. (Ika, 1985). Penggunaan istilah istilah diare sebenarnya lebih tepat daripada gastroenteritis, karena istilah ini memberikan kesan seolah-olah penyakit ini hanya disebabkan oleh infeksi dan walaupun disebabkan oleh infeksi, lambung jarang mengalami peradangan (Ika, 1985). 2.2.2 Penyebab Diare a. Faktor infeksi Infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama diare pada anak, meliputi infeksi enteral sebagai berikut : Infeksi bakteri : Vibrio, Ecoli, salinonela, dll Infeksi virus : Astrovirus, entero virus, dll Infeksi parasit : Cacing protozoa, dll b. Infeksi parenteral infeksi diluar alat pencernaan makanan seperti otitis media akut (OMA) tanatitis, Bronkoprasmonia, enefalilit, keadaan ini terutama tapi pada bayi dan anak berumur dibawah 2 tahun. c. Faktor Mal Absorbsi Mal Absorbsi karbohidrat Mal Absorbsi lemak Mal Absorbsi protein d. Faktor Makanan Makanan yang mengakibatkan diare adalah makanan yang tercemar, basi, beracun, terlalu banyak lemak dan kurang matang. e. Faktor psikologis rasa takut, cemas dan tegang jika terjadi pada anak dapat mengakibatkan diare kronik. 2.2.3 Jenis-jenis Diare 2.2.3.1 Diare Akut Diare akut adalah diare yang terjadi sewaktu-waktu tetapi gejalanya dapat menjadi berat, penyebabnya sebagai berikut : - Gangguan jasad renik yang berkembang pesat dalam usus halus - Racun yang dikeluarkan oleh bakteri - Kelebihan cairan usus 2.2.3.2 Diare Kronik Pada diare kronik kejadiannya lebih kompleks, berikutnya beberapa faktor yang menimbulkannya terutama jika sering berulang pada anak : - Gangguan bakteri, jamur dan parasit - Mal absorbsi kalori - Mal absorbsi lemak 2.2.4 Gejala dan Akibat Diare 2.2.4.1 Gejala - Bayi / anak menjadi cengeng dan gelisah - Suhu badan meningkat - Tinja encer, berlendir atau berdarah - Warna tinja kehijauan akibat bercampur dengan cairan empedu - Pantat lecet karena sering berak - Gangguan gizi akibat asupan makanan yang kurang - Muntah sebelum atau sesudah diare - Hipoglikemia (penurunan kadar gula) 2.2.4.2 Akibat 1. Dehidrasi (kekurangan cairan) Pembagiannya : a. Dehidrasi ringan Ciri-cirinya : - Defekasi 4-10 x/hari - Muntah-muntah sedikit - Air seni sedikit - Anak terlihat mengantuk - Mata cekung - Mulut kering - Pernafasan lebih cepat dari normal - Torgor bila arcubit kembali lambat Penanganannya : Berikan minum sebanyak-banyaknya, kira-kira 1 gelas setiap kali setelah pasien defekasi, sebaiknya diberikan oralit jika tidak ada orali dapat diberikan larutan gula garam dengan 1 gelas air matang yang agak dingin dilarutkan dalam 1 sendok the gula pasir dan sedikit garam dapur. b. Dehidrasi sedang Ciri-cirinya : - Defekasi 6-10 x/hari - Muntah lebih sering - Mata terlihat cowong - Mulut kering - Pernafasan cepat dan dalam - Turgor, kembali lambat Penanganan : - Berikan minum the / oralit 1 - sendok setiap jam untuk mencegah bibit tidak kering - Selalu observasi TTV - Perhatikan frekuensi BAK anak apa masih sering encer atau sudah berubah - Jika dehidrasi sudah teratasi anak dapat diberi makan lunak. c. Dehidrasi Berat Ciri-cirinya: - Defekasi lebih dari 10 x/hari - Muntah sangat sering - Tidak mau minum - Tidak berkemih selama 6 jam - Biasanya anak sangat ngantuks, tidak sadar, terkulai atau kejang - Mata terlihat snagat cekung - Mulut sangat kering - Pernafasan sangat cepat dan dalam - Turgor bila dicunit sangat lambat kembalinya - Nadinya sangat cepat, lemah / tidak teraba Penanganan : Selama 4 jam pertama tetean lebih cepat, selanjutnya secara rumit untuk mengetahui kebutuhan sesuai dengan yang diperhitungkan, jumlah cairan yang masuk tubuh dapat dihitung dengan cara : - Jumlah tetesan permenit dikalikan bo, dibagi 15/20 (sesuai set intur yang dipakai) - Selalu observasi TTV - Perhatikan frekuensi BAK anak apa masih sering, encer atau sudah berubah konsistensinya - Berikan minum the/oralit 1-2 sendok setiap jam untuk mencegah gizi dan selaput lendir mulut kering. - Jika rehidrasi telah terjadi, infus dihentikan, pasien diberi makan lunak (Yuliani, Rita, Suriadi, Asuhan Keperawatan Pada Anak : Jakarta 2001)
no reviews yet
Please Login to review.