Authentication
294x Tipe PDF Ukuran file 0.27 MB Source: eprints.umm.ac.id
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra dan masyarakat merupakan segala permasalahan kehidupan yang tidak dapat terpisah. Sastra hadir sebagai respon dari adanya permasalahan kehidupan sosial yang berada dimasyarakat atau bisa dikatakan sastra merupakan cermin keadaan masyarakat yang dituangkan dalam coretan pena fiksi. Para sastrawan melakukan pemikiran yang mendalam untuk memahami makna kehidupan yang ada melalui proses pemikiran kreatif serta dedikasi mendalam, kemudian terciptalah sebuah karya sastra sebagai gambaran dari kehidupan masyarakat yang nyata seperti novel. Sosiologi sastra banyak memperoleh perhatian, di kalangan mahasiswa maupun para penikmat sastra. Sosiologi sastra berkaitan erat dengan kehidupan masyarakat. Eksistensi aspek-aspek sosial dalam struktur intrinsik karya sastra merupakan masalah pokok dalam studi sosiologi sastra. Sosiologi sastra merupakan penelitian terhadap karya sastra dengan mempertimbangkan keterlibatan struktur sosial (Ratna, 2011:25). Sosiologi sastra merupakan gabungan ilmu yang mengangkat elemen penting masyarakat, sosiologi sebagai peranan tingkah laku atau adat dari masyarakat sedangkan sastra menggambarkan masyarakat hasil yang dituangkan pengarang melalui balutan cerita fiksi. Karya sastra bagian dari dokumen sosial budaya, yang mencerminkan bahwa sosiologi sastra akan meneliti sastra sebagai ungkapan historis, sebagai 1 2 sebuah cermin yang memuat aspek sosial masyarakat. Sastra hasil intensifikator yang dipekatkan, dijernihkan, disaring, dan dikristalisasi ke dalam imajinasi pengarang. Di sisi lain terdapat sebuah interaksi sosial yang dituangkan pengarang melalui sebuah fiksi yang menggambarkan sebuah kultur masyarakat dalam bersosialisasi. Manusia sebagai makhluk sosial berarti manusia dituntut untuk saling mengadakan hubungan dengan individu lain dalam kehidupannya, sejak ia membentuk pribadinya, usia kurang lebih lima atau enam tahun, sampai ia meninggal dunia, dimanapun individu itu berada (Santoso, 2010:158). Ini membuktikan bahwasannya manusia tidak bisa lepas dari bersosialisasi karena pada hakikatnya manusia bersosialisasi untuk menaklukan alam agar bersahabat pada dirinya. Dalam bersosialisasi manusia tidak bisa lepas dari sebuah interaksi sosial. Manusia akan saling melakukan sebuah perubahan, pembaruan, mengubah, atau memperbaiki satu sama lain untuk mementingkan diri sendiri atau kepentingan bersama. Ahmadi (2007:49) mengatakan, interaksi sosial merupakan suatu hubungan antara individu atau lebih, di mana kelakuan individu yang satu memepengaruhi, mengubah, atau memperbaiki kelakuan individu yang lain atau sebaliknya Pada novel Maryamah Karpov yang menyuguhkan sebuah karya sastra bertolak pada pendekatan budaya lokal. Novel ini menyuguhkan tentang kondisi pemikiran, lingkungan, masyarakat Belitung yang kental dengan adat istiadatnya 3 beserta nilai-nilai yang ada di dalamnya. Konsep pembuatan novel yang mengangkat cerita nyata dari sebuah kehidupan yang dipengaruhi perubahan sosial yang diwujudkan dalam sebuah interaksi sosial tokoh utama dengan tokoh lainnya. Pemecahan masalah yang dilakukan tokoh utama melalui sebuah pemikiran yang dituangkan dalam sebuah tindakan. Ikal yang gigih dalam mengejar cita- citanya demi merubah nasib keluarga yang dihadapkan pada suatu kondisi masyarakat yang masih kental dengan adat istiadat memberi kesegaran dalam warna novel Indonesia. Tokoh utama pada novel Maryamah Karpov yang dihadapkan pada banyak masalah sosial di dalamnya memberi banyak pelajaran atau nilai yang dapat di ambil sebagai pelajaran tentang kehidupan sosial khususnya dalam berinteraksi. Berbagai komentar bermunculan mengenai novel Maryamah Karpov. Di novel keempatnya yang lebih tebal dibanding ketiga novel lainnya Andrea masih menggunakan pola yang sama dengan dua novel pendahulunya yaitu dengan membagi kisah-kisahnya dalam bab-bab pendek atau yang disebut mozaik. Pada separuh buku pertama, Andrea nyaris tidak menghadirkan plot dengan sebuah konflik utama layaknya sebuah novel, masing-masing mozaik berdiri sendiri layaknya cerpen. Dengan bebas Andrea menyuguhkan berbagai kisah dari satu mozaik ke mozaik berikutnya. Berbagai penjelasan di atas menjadi motivasi peneliti untuk berupaya mengkaji novel Maryamah Karpov karya Andrea Hirata yang mengandung bentuk 4 dan fungsi interaksi sosial. Interaksi sosial yang diungkapkan tokoh melalui gambaran masalah keadaan pemikiran masyarakat pada masa itu. Interaksi sosial yang terkandung dalam novel tersebut dapat dikaji dari sosiologi sastra yang dapat digunakan sebagai alternatif materi mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia khususnya apresiasi sastra. Penelitian sejenis ini sudah pernah dilakukan oleh Anis (2014), dengan judul “Telaah Interaksi Sosial Tokoh Utama dalam Novel Genijora Karya Abidah El Khalieqy”. Penelitian ini mengkaji dengan teori interaksi kerja sama, persaingan, konflik, akomodasi, asimilasi. Penelitian lain dari novel Maryamah Karpov yang sudah pernah dilakukan oleh Putra (2013). Dengan judul “Analisis Gaya Bahasa pada Novel Maryamah Karpov Karya Andrea Hirata. Penelitian ini menekankan pada gaya bahasa pada novel Maryamah Karpov. Penelitian lain dari novel Maryamah Karpov yang sudah pernah dilakukan oleh Faisal (2010). Dengan judul “Kajian Postmodernisme pada Novel Maryamah Karpov Karya Andrea Hirata. Penelitian ini menekankan pada aspek interprestasi skeptik terhadap budaya, sastra, seni, filsafat, sejarah, ekonomi, arsitektur, fiksi, dan kritik sastra pada novel Maryamah Karpov. Pada teori Gillin dan Gillin yang dikembangkan Soekanto (2004:71), interaksi sosial terbagi menjadi dua yaitu asosiatif dan disosiatif. Pada asosiatif terbagi lagi menjadi tiga yaitu kerja sama, akomodasi, asimilasi. Sedangkan pada disosiatif terbagi menjadi tiga yaitu persaingan, kontravensi, pertentangan. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan bentuk penelitian dengan menggunakan teori Gillin dan Gillin yang dikembangkan oleh Soekanto, sehingga
no reviews yet
Please Login to review.