190x Filetype PDF File size 0.04 MB Source: mahasiswa.yai.ac.id
NAMA : AALIYAH FIOREN NIM : 2018031037 TUGAS : SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DOSEN : AMIN WIJAYA TUNGGAL, Drs., M.M., Ak TUGAS PERTEMUAN KE 14 1. Apa yang dimaksud dengan KAIZEN ? Jawab : Kaizen berasal dari kata KAI artinya perbaikan dan ZEN artinya baik. Kaizen diartikan sebagai perbaikan terus menerus (continous improvement). Pesatnya perkembangan Toyota sekarang, berkat metode perbaikan dan pengembangan yang terus dijalankan secara konsisten. Salah satu metodenya yang paling mutakhir ialah yang disebut Kaizen Methods, yaitu berupa enam langkah jitu dalam membuat inovasi produk, efisiensi rantai pasokan, dan pelaksanaan manufaktur internal. Pola dasar dari keenam langkah tersebut sebagai berikut. 1) Menemukan potensi perbaikan 2) Menganalisis metode yang digunakan saat ini 3) Mencetuskan ide orisinal 4) Menyusun rencana penerapan 5) Menerapkan rencana 6) Mengevaluasi metode baru Pada penerapannya dalam perusahaan, Kaizen mencakup pengertian perbaikan yang berkesinambungan yang melibatkan seluruh pekerjanya, baik manajemen tingkat atas sampai manajemen tingkat bawah. Kaizen atau perbaikan secara terus menerus selalu beriringan dengan Total Quality Management (TQM) Bahkan sebelum filosofi TQM ini terlaksana atau sebelum sistem mutu dapat dilaksanakan dalam suatu perusahaan maka filosofi ini tidak akan dapat dilaksanakan sehingga perbaikan secara terus menerus (Just in time) ini adalah usaha yang melekat pada filosofi TQM itu sendiri. Kaizen dibagi menjadi tiga segmen, tergantung kebutuhan masing-masing perusahaan: 1) Kaizen yang berorientasi pada manajemen, memusatkan perhatiannya pada masalah logistik dan strategis yang terpenting dan memberikan momentum untuk mengejar kemajuan dan moral. 2) Kaizen yang berorientasi pada kelompok, dilaksanakan oleh gugus kendali mutu, kelompok Jinshu Kanshi untuk manajemen sukarela menggunakan alat statistik untuk memecahkan masalah, menganalisa, melaksanakan dan menetapkan standar atau prosedur baru. 3) Kaizen yang berorientasi pada individu, dimanifestasikan dalam bentuk saran, dimana seseorang harus bekerja lebih pintar bila tidak mau bekerja keras. 2. Apa perbedaan arti Just -in- time dengan Just - in-case? Jawab : Dalam managemen inventory terdapat dua sistem atau strategi yang digunakan, yaitu : Just in Time (JIT) dan Just in Case (JIC). Dimana keduanya mempunyai sifat yang saling bertolak belakang. Bila Just in Time bertujuan untuk seminimal mungkin melakukan penyimpanan barang, maka Just in Case kebalikannya. Just in Time (JIT) Pada sistem "Just in time" pemesanan barang (bahan baku/barang jadi) ke suplier berdasarkan jumlah yang diminta oleh customer. Barang dari suplier yang datang secepatnya diproses lebih lanjut menjadi barang jadi yang siap kirim untuk memenuhi kebutuhan customer. Bila sistem ini berjalan baik jumlah barang yang disimpan digudang akan sedikit, bahkan bisa tidak terdapat simpanan barang sama sekali di gudang. Keuntungan sistim JIT: a. Semakin sedikit barang yang disimpan pengelolaan barang di gudang menjadi semakin mudah dan resiko terjadinya kerusakan barang juga menjadi kecil. b. Sumber daya yang dibutuhkan untuk mengelola barang yang disimpan menjadi sedikit (sumber daya manusia, maupun area gudang yang dibutuhkan). c. Perputaran barang cepat otomatis perputaran modal juga cepat, semakin kecil modal macet dalam bentuk barang disimpan di gudang. Kelemahan sistim JIT: a. Faktor kejutan/tak terduga yang memiliki dampak buruk, pengaruhnya besar sekali. Sistim "Just in Time" ini memiliki resiko lebih besar. b. Tidak bisa memenuhi permintaan mendadak dari customer dalam jumlah besar, karena tidak adanya simpanan di gudang. Just in Case (JIC) Sistem "Just in Case" ini merupakan kebalikan dari JIT, dimana pada sistim ini untuk mengurangi resiko tidak dapat terpenuhinya permintaan customer maka persediaan barang yang akan diproses tidak boleh kosong, jumlahnya tidak boleh kurang dari stok aman (safety stock) yang sudah dijadikan patokan. Keuntungan sistim JIC: a. Resiko tidak bisa terpenuhinya permintaan customer kecil. b. Efek nilai tukar mata uang ataupun efek perubahan harga dari suplier dampaknya tidak sebesar pada sistim "Just in Time". Kelemahan sistim JIC: a. Lama penyimpanan secara langsung mempengaruhi kualitas barang. b. Resiko terjadinya barang rusak (reject) lebih besar dibanding JIT. c. Memerlukan sumber daya manusia dan area (gudang) yang lebih besar dalam mengelola inventory. 3. Apa yang di maksud : a. Value- added cost b. Non -value added cost c. Processing time dan non processing time Yang mana yang bernilai tambah ? Jawab : a) Value added cost Nilai tambah (value added) adalah selisih penjualan dan biaya yang dikeluarkan untuk bahan baku dan pembelian material pendukung. b) Non value added cost Aktivitas tidak bernilai tambah (non value added cost) adalah suatu kegiatan atau aktifitas yang tidak memberikan nilai tambah c) Processing time and non processing time Estimasi waktu penyelesaian pekerjaan. Processing time diamati dengan alat ukur waktu (stopwatch) terhadap 1 unit produk yang diproses oleh 1 orang operator. Processing time = Kerja manual + Berjalan + Menunggu Processing time hanya untuk operator, tidak untuk mesin. Value added cost yang bernilai tambah 4. Apa yang dimaksud Cycle Time? Jawab : Cycle Time atau Siklus Waktu adalah waktu dibutuhkan untuk menghasilkan satu unit produk mulai dari awal proses hingga proses yang paling akhir 5. Apa yang dimaksud dengan value stream mapping? Jawab : Value stream mapping adalah salah satu teknik yang digunakan dalam lean manufaktur yang membantu menganalisis aliran material dan informasi yang diperlukan untuk membawa produk atau servis ke pelanggan. Di Toyota, dimana teknik ini pertama kali dikenal, teknik ini juga disebut "peta aliran material dan informasi 6. Apa arti Six Sigma itu ? Jawab : Six Sigma adalah suatu alat manajemen baru yang digunakan untuk mengganti Total Quality Management, sangat terfokus terhadap pengendalian kualitas dengan mendalami sistem produksi perusahaan secara keseluruhan
no reviews yet
Please Login to review.