jagomart
digital resources
picture1_Ekonomi Pdf 35822 | S Bio 1202536 Chapter1


 153x       Tipe PDF       Ukuran file 0.23 MB       Source: repository.upi.edu


File: Ekonomi Pdf 35822 | S Bio 1202536 Chapter1
1 bab i pendahuluan a latar belakang penelitian transisi epidemiologi penyakit merupakan pola pergeseran dan perubahan penyakit perubahan tersebut dapat berupa dengan berkurangnya jumlah penderita penyakit infeksi dan bertambahnya jumlah ...

icon picture PDF Filetype PDF | Diposting 11 Aug 2022 | 3 thn lalu
Berikut sebagian tangkapan teks file ini.
Geser ke kiri pada layar.
                                                                 
                                                                1 
                                      BAB I   
                                  PENDAHULUAN 
                                         
               A.  Latar Belakang Penelitian 
                    Transisi  epidemiologi  penyakit  merupakan  pola  pergeseran  dan 
                perubahan  penyakit.  Perubahan  tersebut  dapat  berupa  dengan  berkurangnya 
                jumlah penderita penyakit infeksi dan bertambahnya jumlah penderita penyakit 
                non infeksi atau penyakit degeneratif. Di Indonesia transisi epidemiologi dapat 
                terjadi  diakibatkan  perubahan  sosial,  ekonomi  dan  lingkungan,  perubahan 
                struktur  penduduk,  dan  adopsi  gaya  hidup  tidak  sehat  (Harianto  &  Pratomo, 
                2013). 
                    Penyakit degeneratif merupakan penyakit non-infeksi yang ditimbulkan 
                akibat bertambahnya usia sehingga kemampuan sel menjadi berkurang (Ames et 
                al., 1993). Seiring dengan majunya teknologi maka gaya hidup manusia semakin 
                beragam dan hal itu dapat menjadi faktor timbulnya penyakit degeneratif lebih 
                awal. Banyak contoh penyakit degeneratif yang sekarang banyak diderita pada 
                usia muda seperti penyakit jantung koroner, stroke, dan diabetes. Menurut World 
                Health  Organization  (WHO)  (2015)  banyak  negara  yang  memiliki  beban 
                finansial yang besar akibat penduduknya banyak menderita penyakit degeneratif 
                sehingga dibutuhkan langkah yang nyata untuk menanggulanginya. WHO juga 
                menyebutkan bahwa hampir 17 juta orang setiap tahunnya meninggal akibat 
                penyakit  degeneratif.  Sebanyak  80%  dari  jumlah  tersebut  terdapat  di 
                negara-negara  berkembang  dan  berpenghasilan  rendah  seperti  Tanzania, 
                Pakistan, Nigeria, dan Indonesia.     
                    Salah  satu  penyakit  degeneratif  yang  cukup  banyak  diderita  dengan 
                angka  kematian  yang  tinggi  adalah  penyakit  kardiovaskular  seperti  jantung 
                koroner dan aterosklerosis (Waloya et al., 2013). Salah satu faktor yang dapat 
                meningkatkan  terjadinya  penyakit  kardiovaskular  adalah  kondisi  lipid  darah. 
                Ketika kondisi lipid seperti kolesterol dan trigliserida yang terkandung di dalam 
                darah  tinggi  atau  biasa  disebut  hiperlipidemia,  resiko  terkena  penyakit 
                kardiovaskular  juga  lebih  tinggi.  Menurut  Centers  for  Disease  Control  and 
                Prevention  (CDC)  (2008),  orang  dengan  lipid  darah  yang  tinggi  memiliki   
               Rahmi Maulidia, 2016 
               PENGARUH BUBUK RIMPANG TEMU PUTIH (Curcuma zedoaria) TERHADAP KADAR LIPID DARAH 
               MENCIT (Mus musculus) JANTAN HIPERLIPIDEMIA 
               Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 
                                         
                                      1 
                        
                                                                                                     2 
                         resiko terkena penyakit jantung dua kali lebih banyak dibanding orang dengan 
                         kondisi lipid darah yang normal. Menurut Hutter et al. (2004) sebanyak 18% 
                         penyakit  serebrovaskular  dan  56%  penyakit  jantung  iskemik  di  dunia 
                         diakibatkan  oleh  kondisi  hiperlipidemia.  Meskipun  begitu,  tidak  semua  lipid 
                         dalam darah meningkatkan resiko terjadinya penyakit jantung. Kolesterol yang 
                         dibawa  oleh  LDL  akan  meningkatkan  resiko  penyakit  jantung  sementara 
                         kolesterol  yang  dibawa  oleh  HDL  akan  menurunkan  resiko  tersebut  (LIPI, 
                         2009).   
                                Seseorang  dapat  dikatakan  mengalami  hiperlipidemia  jika  memiliki 
                         kadar kolesterol darah di atas normal yaitu 200 mg/dL atau jika kadar trigliserida 
                         lebih dari 250 mg/dL (LIPI, 2009). Pada hewan, khususnya mencit batas normal 
                         kadar kolesterol darah adalah 82 mg/dL (Harkness & Wagner, 1989).   
                                Hiperlipidemia    berdasarkan    penyebabnya     dibedakan     menjadi 
                         hiperlipidemia primer yang diakibatkan oleh kelainan genetik dan hiperlipidemia 
                         sekunder  yang  diakibatkan  oleh  penyakit  lain,  misalnya  diabetes.  Penyebab 
                         hiperlipidemia  dipengaruhi  oleh  faktor  internal  dan  eksternal.  Faktor  internal 
                         berasal dari dalam tubuh seperti umur dan jenis kelamin. Pada faktor eksternal 
                         yang mempengaruhi adalah keadaan dari luar tubuh seperti, asupan makanan 
                         yang  mengandung  banyak  lemak,  kurang  melakukan  aktivitas  fisik,  dan 
                         konsumsi alkohol dan tembakau (Neal, 2005).   
                                Langkah  yang  dapat  dilakukan  untuk  mengurangi  kadar  lipid  dalam 
                         darah  seperti  mengurangi  makanan  yang  mengandung  lemak  dan  kolesterol, 
                         berolah raga, dan mengonsumsi obat penurun kadar lemak jika diperlukan. Obat 
                         penurun kadar lemak adalah obat yang dapat bertindak sebagai hipolipidemik 
                         atau  anti  hiperlipidemik.  Menurut  Rohilla  et  al.  (2012)  obat  yang  digunakan 
                         untuk  mengatasi  hiperlipidemia  dibagi  menjadi  lima  kelompok  obat.  Lima 
                         kelompok obat tersebut yaitu statin, turunan asam nikotinat, turunan asam fibrat, 
                         resin pengikat asam empedu, dan inhibitor penyerap kolesterol.   
                                Menurut Pranata (2010) obat herbal sama seperti obat modern memiliki 
                         efek samping, tetapi efek samping tersebut berbeda dengan efek samping obat 
                         modern.  Pada  obat  herbal  terdapat  mekanisme  yang  dapat  menetralkan  efek 
                         samping yang dikenal dengan istilah side effect eliminating substance, sehingga 
                       Rahmi Maulidia, 2016 
                       PENGARUH BUBUK RIMPANG TEMU PUTIH (Curcuma zedoaria) TERHADAP KADAR LIPID DARAH 
                       MENCIT (Mus musculus) JANTAN HIPERLIPIDEMIA 
                       Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 
                                                                
                             
                                                                                                                            3 
                              obat  herbal  lebih  sesuai  untuk  penyakit  metabolik  dan  degeneratif. 
                              Penyembuhan dengan obat herbal memang lebih lama, tetapi efek sampingnya 
                              relatif lebih kecil. Penggunaan obat herbal secara tepat dan rasional dianggap 
                              lebih aman dibandingkan dengan obat modern. 
                                       Kementerian  Kesehatan  Indonesia  (2010)  mulai  serius  untuk 
                              mengembangkan  obat  herbal  sebagai  obat  tradisional,  hal  itu  sudah  dimulai 
                              dengan dikeluarkannya legalitas hukum untuk pengobatan tradisional seperti : 
                               1.   UU No. 36 Tahun 2009 Pasal 59-61 yang mengatur tentang pelayanan 
                                    kesehatan  tradisional,  jenis  pelayanan  kesehatan  tradisional,  pembinaan 
                                    dan pengawasan, serta pengembangannya.   
                               2.   Permenkes No. 003/2010 tentang saintifikasi jamu: perlunya pembuktian 
                                    ilmiah  obat  tradisional  melalui  penelitian  berbasis  pelayanan,  serta 
                                    pemanfaatan  obat  tradisional  untuk  tujuan  pemeliharaan  kesehatan  dan 
                                    kebugaran, mengobati penyakit, dan meningkatkan kualitas hidup. 
                                       Salah satu genus tumbuhan yang banyak digunakan sebagai obat herbal 
                              di  Indonesia  adalah  tumbuhan  dari  genus  Curcuma  (temu),  seperti  Curcuma 
                              aeruginosa  (temu  hitam),  Curcuma  heyneana  (temu  giring),  dan  Curcuma 
                              zedoaria (temu putih). Di Indonesia terdapat 12 species yang termasuk ke dalam 
                              genus Curcuma. Selain di Indonesia genus Curcuma distribusinya tersebar mulai 
                              dari  Asia  Selatan,  Asia  Tenggara,  Papua  Nugini,  hingga  ke  Australia  bagian 
                              utara (Škorničková et al., 2007). 
                                       Curcuma zedoaria Rosc. atau temu putih merupakan salah satu temu 
                              yang banyak dimanfaatkan di dunia farmasi. Hasil penelitian mengenai temu 
                              putih  seperti,  berperan  sebagai  anti  inflamasi  (Puangpariote,  2013),  anti 
                              hiperglikemik (Rahmatullah et al., 2012), genotoksik (Srividya et al., 2013), anti 
                              mikroba  dan  anti  bakteri  (Lai  et  al.,  2004),  dapat  menekan  terjadinya 
                              aterosklerosis pada mencit (Shin et al., 2011) dan dapat mengurangi kolesterol 
                              pada tikus (Srividya et al., 2012).   
                                       Berdasarkan  uraian  di  atas  maka  perlu  analisis  lebih  lanjut  untuk 
                              membuktikan  bahwa  temu  putih  dapat  berpotensi  memperbaiki  kadar  lipid 
                              darah.  Oleh  sebab  itu,  dilakukan  penelitian  mengenai  pengaruh  temu  putih 
                            Rahmi Maulidia, 2016 
                            PENGARUH BUBUK RIMPANG TEMU PUTIH (Curcuma zedoaria) TERHADAP KADAR LIPID DARAH 
                            MENCIT (Mus musculus) JANTAN HIPERLIPIDEMIA 
                            Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 
                                                                             
                             
                                                                                                                            4 
                              terhadap  lipid  darah  pada  mencit  yang  sebelumnya  diinduksi  menggunakan 
                              pakan berlemak tinggi hingga mencit mengalami kondisi hiperlipidemia. 
                             
                             B.  Rumusan Masalah Penelitian 
                                       Berdasarkan  latar  belakang  yang  telah  dikemukakan  di  atas  maka, 
                              rumusan  masalah  yang  didapat  sebagai  berikut:  Bagaimana  pengaruh  bubuk 
                              rimpang temu putih (Curcuma zedoaria Rosc.) terhadap kadar lipid darah mencit 
                              (Mus musculus L.) Swiss Webster jantan yang mengalami hiperlipidemia? 
                                    Berdasarkan rumusan masalah di atas beberapa pertanyaan penelitian yang 
                              diajukan ialah: 
                               1.   Bagaimana pengaruh bubuk rimpang temu putih (Curcuma zedoaria Rosc.) 
                                    terhadap berat badan mencit (Mus musculus L.) Swiss Webster jantan yang 
                                    mengalami hiperlipidemia? 
                               2.   Bagaimana pengaruh bubuk rimpang temu putih (Curcuma zedoaria Rosc.) 
                                    terhadap kadar kolesterol, trigliserida, HDL, dan LDL dalam darah mencit 
                                    (Mus musculus L.) Swiss Webster jantan yang mengalami hiperlipidemia? 
                               3.   Bagaimana pengaruh bubuk rimpang temu putih (Curcuma zedoaria Rosc.) 
                                    terhadap berat organ mencit (Mus musculus L.) Swiss Webster jantan yang 
                                    mengalami hiperlipidemia? 
                                         
                             C.  Batasan Masalah Penelitian 
                                      Agar  permasalahan  dalam  penelitian  ini  terfokus  pada  hal  yang 
                              diharapkan dibuta ruang lingkup batasan masalah meliputi: 
                               1.   Hewan uji yang digunakan adalah mencit putih jantan (Mus musculus L.) 
                                    galur Swiss Webster usia empat bulan dengan berat badan 25-30 gram. 
                               2.   Sampel tanaman yang digunakan yaitu bagian rimpang dari temu putih 
                                    (Curcuma zedoaria Rosc.). 
                               3.   Dosis yang digunakan dalam penelitian ini merupakan dosis aplikatif dan 
                                    modifikasi dari penelitian sebelumnya oleh Srividya et al. (2012). Dosis 
                                    yang digunakan adalah 6, 12, 24, dan 48 mg/30 g BB setiap hari pada pagi 
                                    hari. 
                            Rahmi Maulidia, 2016 
                            PENGARUH BUBUK RIMPANG TEMU PUTIH (Curcuma zedoaria) TERHADAP KADAR LIPID DARAH 
                            MENCIT (Mus musculus) JANTAN HIPERLIPIDEMIA 
                            Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 
                                                                             
Kata-kata yang terdapat di dalam file ini mungkin membantu anda melihat apakah file ini sesuai dengan yang dicari :

...Bab i pendahuluan a latar belakang penelitian transisi epidemiologi penyakit merupakan pola pergeseran dan perubahan tersebut dapat berupa dengan berkurangnya jumlah penderita infeksi bertambahnya non atau degeneratif di indonesia terjadi diakibatkan sosial ekonomi lingkungan struktur penduduk adopsi gaya hidup tidak sehat harianto pratomo yang ditimbulkan akibat usia sehingga kemampuan sel menjadi berkurang ames et al seiring majunya teknologi maka manusia semakin beragam hal itu faktor timbulnya lebih awal banyak contoh sekarang diderita pada muda seperti jantung koroner stroke diabetes menurut world health organization who negara memiliki beban finansial besar penduduknya menderita dibutuhkan langkah nyata untuk menanggulanginya juga menyebutkan bahwa hampir juta orang setiap tahunnya meninggal sebanyak dari terdapat berkembang berpenghasilan rendah tanzania pakistan nigeria salah satu cukup angka kematian tinggi adalah kardiovaskular aterosklerosis waloya meningkatkan terjadinya ko...

no reviews yet
Please Login to review.