Authentication
207x Tipe PDF Ukuran file 0.66 MB Source: staff.uny.ac.id
Metode, Teori, dan Aplikasi Oleh Suwardi FBS Universitas Negeri Yogyakarta 2010 KATA PENGANTAR Saya teringat, lagu anak-anak dulu berjudul Bintang Kecil. Bintang itu, saya anggap sebagai metafor sastra. Bintang yang akan menghiasi langit, semakin indah mempesona. Ada ratusan macam bintang, bahkan mungkin ribuan, begitu pula sastra. Sastra akan berkerlipan seperti bintang di angkasa raya. Banyak hal yang menggoda dan menantang. Tentu, ada bintang yang kurang bersinar, ada yang orisinal cahayanya, dan ada yang sekedar memantulkan bintang lain. Kalau begitu, layaklah saya dan anda membandingkan bintang-bintang. Dengan menatap wajah bintang dari aneka sisi, rasanya, saya sedang memasuki area sinar bintang emas. Sinar bintang kuning itu merebak ke segala arah. Kadang-kadang redup, penuh tantangan, dan ada kalanya memang menggoda. Menatap bintang emas, sungguh indah. Di bintang emas itu, ada sejumlah sinar yang hebat. Begitulah ibarat karya sastra, seperti bintang emas yang bercahaya terang, bisa menerangi hati. Namun, tidak jarang cahaya itu hanyalah pantuan sinar surya, bintang, dan meteor. Hampir tak ada sinar bintang yang tanpa sinar yang lain. Itulah renik-renik sastra bandingan yang selama ini saya geluti. Memasuki sastra bandingan, sama halnya merambah bintang emas, harus menakhlukkan sinar-sinar yang tajam. Menangkap sinar, bukanlah pekerjaan sepele. Buku ini merupakan cermin dari pergulatan identitas saya, ketika bertahun-tahun harus mengajarkan sastra bandingan, hahrus menyelami sinar bintang emas. Hampir selalu lempar-melempar ketika ada pembagian tugas sastra bandingan. Salah satu teman saya, menyatakan “belum siap” mengajarkan sastra bandingan. Pasalnya, mengajarkan sastra bandingan jauh lebih rumit dan harus siap setumpuk karya sastra. Memang tidak keliru anggapan ini. Ibarat orang sedang merambah di bintang, sungguh banyak sinar yang perlu ditatap. Jika bintang emas, ada warna kuning agung, tetapi di balik itu juga sekaligus ada hitam, putih, hijau, dan sebagainya. Keindahan bintang ketika berwarna emas, adalah cita-cita tertinggi pengkajian sastra bandingan, yakni emnghasilkan karya kritis yang dapat memberikan pencerahan. Ketika mencermati gagasan Jost, Corstius, Remark, Kazim, Wellek dan Warren, Hutomo, Damono, dan lain-lain tentang sastra bandingan sungguh mengasyikkan. Semoga saja. Biarpun dia tidak menyebut dirinya sebagai tokoh yang senantiasa memagang track record sastra bandingan, gagasan mereka cukup penting dipertimbangan. Cukup bersinar seperti bintang, dan ada kalanya melebihi keindahan sastra. Tokoh-tokoh itu memang layak diposisikan terdepan dalam mengetengahkan gagasannya. Dalam buku ini, hampir terwarnai pikiran jernih mereka. Bahkan, ada beberapa yang sengaja saya sadur, dan sebagian lagi saya terjemahkan secara kreatif. Maksud saya, dengan cara itu, maka sastra bandingan akan semakin dikenal banyak kalangan. Penelitian kami dari setiap sastra nasional dapat menyadarikan bahwa bagi pemahaman karya asli, genre, dan gerakan sastra merupakan bagian integral dari keseluruhan sastra internasional. Perlu dipahami bahwa metode dan teori sastra bandingan amat penting untuk menghilangkan kecemasan. Misalnya, seorang mahasiswa sastra Perancis akan mempelajari karya Rousseau untuk penafsiran yang benar terhadap teks, ia harus memahami pengetahuan minimal fenomena sastra internasional, seperti teori abad ke delapan belas tentang sastra sebagai imitasi alam manusia. Metode dan teori sastra bandingan ayng saya rajut ini, berguna sebagai “kendaraan” untuk menatap, merambah, dan menghayati bintang-bintang di jagad raya. Secara umum, mahasiswa sastra harus menyadari dan membangun pengetahuan masyarakat sastra. Pertama adalah kualitas pengetahuan sejarah, budaya, sosiologis, dan filosofis. Kedua, sastra adalah seni bahasa yang dihubungkan dengan berpikir, makna, dan ide. Akibatnya, keunikan sastra juga merupakan bagian dari tradisi. Ini akan menjadi jelas bahwa sebuah karya sastra memanifestasikan dirinya dan terjalin ke seluruh komponen. Komponen-komponen ini pada kenyataannya, terutama tradisi struktur, ide, dan citra lebih tepat dibandingkan dengan suara dan irama, yang lebih erat berhubungan dengan bahasa nasional. Siapa pun akan bahagia, apabila merambah ke bintang emas. Bintang yang agung, purnama. Maksudnya, ketika seseorang sedang membandingkan beragam karya sastra, dari lokal, kawasan, dan negara berbeda, dia seperti sedang masuk ke bintang. Keindahan tentu akan didapatkan. Peta di bintang, selalu imajinatif, begitu pula sastra. Dalam mempelajari gerakan dan zaman dari sastra nasional, harus melihat mereka, dalam kaitannya dengan sastra internasional. Dalam kasus proses sejarah tersebut, kita sekarang lebih siap menerima kegiatan internasional. Kita tahu, bagaimanapun, bahwa masih ada siswa yang melacak konsep gerakan sastra hanya berkutat di sepanjang garis nasional. Di beberapa universitas ada jurusan sastra bandingan, di mana istilah sastra bandingan berarti studi sastra dari sudut pandang internasional. Fungsi penelitian ini hanya di bagian yang menguraikan karya, genre, dan gerakan sastra dengan menempatkan mereka dalam konteks internasional. Sebenarnya, kata sifat sastra bandingan tidak berbeda dengan kasus seperti peninggalan dari masa lalu ketika ilmu pengetahuan alam diatur pemikiran dalam humaniora. Saya cenderung menyebut buku ini sebagai pendekatan dan teori sastra bandingan. Oleh karena, menurut hemat saya sastra bandingan itu memang sebuah pendekatan pemahaman sastra. Sebagai pendekatan, artinya suatu sisi pandang keilmuan yang sistematis, untuk memahami sastra, diperlukan teori mendasar. Saya sebut teori, sebab memahami karya sastra yang hanya berkutat pada satu karya, kadang-kadang gagal menangkap makna. Dengan membanding, amanat, komunikasi, interaksi sastra dapat dicermati seara komprehensif. Tibalah saatnya, sedikit demi sedikit memasuki ruang bintang emas. Bintang yang penuh kefanaan. Itu hanya akan ditemukan ketika pengkaji sastra bandingan tidak bertepuk sebelah tangan. Ketika pandangan kita bersih dan tidak gelap, barulah sinar bintang emas akan memercikan suasana indah. Mari kita coba menelusuri pancaran bintang emas itu, melalui isi buku ini. Banyak hal yang saya tawarkan, mungkin belum anda temukan. Paling tidak, saya berharap, dari buku ini akan membuka wawasan dan cahaya cerah, semerekahnya bintang emas. Bintang yang lapar dan dahaga pada sentuhan-sentuhan kreativitas. Mari kita coba, demi sepercik harapan, merekahnya gagasan baru: sastra bandingan. Membanding adalah pekerjaan unik, sekaligus menggoda, penuh kiat dan tantangan. Tantangan estetika. Selamat membaca, dan mencoba. Yogyakarta, 10 Juli 2010 Penulis, DAFTAR ISI KATA PENGANTAR BAB I DASAR PEMIKIRAN PENGKAJIAN SASTRA BANDINGAN A. Konsep Dasar Pengkajian Sastra Bandingan B. Pertimbangan Teoritik dalam Pengkajian Sastra Bandingan
no reviews yet
Please Login to review.