Authentication
220x Tipe PDF Ukuran file 2.50 MB Source: simdos.unud.ac.id
EKONOMIKA MAKRO DIKTAT Dr. I Wayan Budiasa, SP, MP PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS UDAYANA AGUSTUS 2017 I Wayan Budiasa 2017 Ekonomika Makro 1 Teori Penentuan Pendapatan Nasional Tujuan bab Setelah membaca bab ini pembaca akan mengetahui secara lebih jelas batasan analisis ekonomi mikro dan makro dan perkembangan ekonomi makro. Kemudian, pembaca diperkenalkan kepada istilah output aktual dan output potensial yang menjadi pusat perhatian ekonomi makro dan pendekatan analisis ekonomi makro. Kepada pembaca akan diperkenalkan juga tentang pendekatan perhitungan pendapatan nasional yang merupakan inti dari bab ini, istilah GNP dan GDP, perbandingan nilai variabel ekonomi, serta sekilas tentang pemikiran ekonomi makro. Sasaran Setelah membaca bab ini, Anda akan mampu: 1. memahami batasan analisis ekonomi mikro dan makro 2. membedakan istilah output aktual dan output potensial serta istilah GNP dan GDP 3. memahami tiga pendekatan perhitungan pendapatan nasional 4. memahami istilah indeks harga Laspeyres dan indeks harga Paasche 5. mengenal tiga prinsip pemikiran makro ekonomi PS. Agribisnis – FP UNUD I-1 I Wayan Budiasa 2017 Ekonomika Makro 1.1. Pendahuluan Pada umumnya, dalam teori ekonomi mikro digunakan asumsi, yaitu penggunaan sumberdaya dalam keadaan pengerjaan penuh (full employment), artinya tidak ada sumberdaya yang menganggur. Dalam hal ini, analisis ekonomi mikro dipusatkan pada penentuan harga-harga relatif dan alokasi sumberdaya yang langka untuk berbagai alternatif penggunaan. Sedangkan, analisis ekonomi makro dipusatkan pada tingkat penggunaan sumberdaya (terutama tingkat kesempatan kerja) dan tingkat harga. Di samping itu, ekonomi makro juga menganalisis faktor penentu tingkat pertumbuhan sumberdaya, pertumbuhan output potensial, dan tingkat penggunaan sumberdaya dari waktu ke waktu. Ekonomi mikro klasik, yang analisisnya dipusatkan pada alokasi sumberdaya langka untuk penggunaan yang terbaik dengan asumsi bahwa perekonomian dalam keadaan pengerjaan penuh sehingga sumberdaya benar-benar dalam keadaan langka. Jika perekonomian belum mencapai pengerjaan penuh maka untuk sementara sumberdaya tidak dalam keadaan langka dan opportunity cost dari tambahan output kurang lebih sama dengan nol. Artinya, output dalam jumlah lebih banyak dihasilkan dengan mengurangi pengangguran (unemployment). Kenyataannya, perekonomian umumnya tidak dalam keadaan pengerjaan penuh sehingga relevansi ekonomi klasik dipertanyakan. 1.1.1 Perkembangan Ekonomi Makro Keadaan depresi ekonomi pada tahun 1930-an dan publikasi Keynes (1936), The General Theory of Employment, Interest, and Money mendorong per- kembangan ekonomi makro sebagai kerangka analisis untuk memahami penyebab timbulnya tingkat pengerjaan (employment) yang sangat berfluktuasi dan kadang- kadang berkepanjangan. Mulai tahun 1950 hingga awal tahun 1970-an, analisis ekonomi makro Post- Keynesian berpusat pada fluktuasi employment yang menyebabkan terjadi fluktuasi permintaan agregat. Analisis yang berorientasi permintaan ini secara implisit menerangkan upaya untuk mencegah fluktuasi perekonomian atau upaya mempertahankan perekonomian beroperasi di sekitar pengerjaan penuh. Demikianlah, sejak Perang Dunia II hingga tahun 1972 perekonomian dunia dapat dipertahankan di sekitar pengerjaan penuh. PS. Agribisnis – FP UNUD I-2 I Wayan Budiasa 2017 Ekonomika Makro Pada tahun 1974 kembali terjadi resesi karena terjadi pergeseran penawaran tenaga kerja agregat akibat kenaikan harga minyak. Keadaan ini tidak pernah diperhatikan dalam analisis ekonomi makro sebelumnya. Resesi dunia telah mengakibatkan peningkatan pengangguran dan inflasi yang cukup tinggi. Berdasarkan pengalaman ini, analisis ekonomi makro diarahkan tidak saja pada sisi permintaan tetapi pada sisi penawaran dengan memasukkan pengganggu permintaan dan penawaran untuk menganalisis fluktuasi kesempatan kerja. Pada tahun 1980 terjadi kenaikan permintaan dan harga minyak yang kedua sehingga menimbulkan resesi pada tahun 1982. Pasa waktu itu pengangguran cukup tinggi tetapi inflasi menurun tajam. Hal ini menunjukkan adanya peranan ekspektasi inflasi (inflation expectation) dalam perekonomian. Hasil perkembangan ekonomi makro modern ini bahwa ekonomi makro modern memperbaiki ekonomi mikro klasik yang oleh Samuelson disebut neoclassical synthesis. Jika perekonomian berada di sekitar pengerjaan penuh maka teori alokasi optimum sumberdaya yang ketersediaannya langka adalah benar dan penting. Yang berarti, peningkatan output akan menimbulkan opportunity cost (peningkatan output di salah satu sektor dalam perekonomian akan menurunkan output pada sektor lain). Hasil lainnya adalah pengalihan perhatian para ahli ekonomi makro dari penentuan pendapatan nasional ke arah pertumbuhan ekonomi. Teori pertumbuhan ekonomi mempelajari penentu tingkat output dan tingkat pertumbuhan output pada keadaan pengerjaan penuh (output potensial). Teori pertumbuhan ini mempelajari potential growth path (pertumbuhan output potensial dari waktu ke waktu). Peningkatan inflasi pada tahun 1970-an dan perkembangan model-model teoritis yang menghasilkan ekspektasi inflasi telah mengalihkan perhatian ahli ekonomi makro pada usaha memasukkan ekspektasi rasional (rational expectation) ke dalam analisis fluktuasi output dan inflasi. Pada ekspektasi rasional, ekonom menggunakan modelnya secara konsisten untuk menghasilkan ekspektasi tentang nilai yang akan datang dari variabel-variabel tertentu. Dengan ekspektasi rasional, analisis ekonomi kembali menekankan pada harga dan upah sebagai penyebab utama timbulnya fluktuasi. Hal ini sepertinya sama dengan menuju analisis Keynes yang asli. PS. Agribisnis – FP UNUD I-3
no reviews yet
Please Login to review.