Authentication
274x Tipe PDF Ukuran file 0.13 MB Source: media.neliti.com
ILTEK,Volume 14, Nomor 02, Oktober 2019 ISSN : 1907-0772 PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR DENGAN CARA AEROB 1) 2) 3) Nidya Tanti, Nurjannah, Ruslan Kalla 1) Program Pascasarjana Teknik Kimia, Universitas Muslim Indonesia 2,3) Dosen Pascasarjana Program Studi Teknik Kimia, Universitas Muslim Indonesia Jl. Urip Sumoharjo No. 225, Makassar Indonesia 90232 Email: Ijannah6907@yahoo.com ABSTRAK Pupuk organik cair adalah larutan dari hasil pembusukan bahan organik yang berasal dari sisa tanaman, limbah agroindustri, kotoran hewan, dan kotoran manusia yang memiliki kandungan lebih dari satu unsur hara. Tujuan dari penelitian yaitu bagaimana pengaruh komposisi dari campuran limbah organik (air ikan, air kelapa, kulit pisang) terhadap pembuatan pupuk cair yang sesuai SNI. Metode yang digunakan adalah experimen, dimana limbah ikan dan kulit pisang dipreparasi dengan cara ditimbang, ditambahkan air kemudian dihancurkan. Perbandingan sampel dengan air yaitu 1 : 5. Selanjutnya divariasikan penambahan limbah ikan, kulit pisang, dan air kelapa dicampurkan dengan komposisi yang sama dan ditambahkan activator (EM-4) dengan volume 100 ml, lalu didiamkan selama 2 minggu dengan cara aerob dan setiap hari dilakukan pengukuran pH dan temperatur. Setelah itu dilakukan pengujian C, N, P, dan K. Hasil dari penelitian yaitu Nilai kandungan C-Organik pada sampel A yaitu 5.04, pada sampel B yaitu 2.31, pada sampel C yaitu 2.31, pada sampel D yaitu 2.32 dan pada sampel E yaitu 2.40, dan nilai kandungan nitrogen pada sampel A yaitu 3.00, pada sampel B yaitu 2.422, pada sampel C yaitu 2.27, pada sampel D yaitu dan pada sampel E 2.66, serta nilai kandungan phosor pada sampel A yaitu 4.54 ,pada sampel B yaitu 2.49, pada sampel C yaitu 2.63, pada sampel D yaitu 2.39 dan pada sampel E yaitu 2.80. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa perlakuan pada B, C, D dan E belum memenuhi standar, sedangkan perlakuan A dengan komposisi limbah ikan, kulit pisang, air kelapa dan EM-4 merupakan hasil terbaik karena diperoleh C-Organik yaitu 5,04 ; Nitrogen 2,95 ; Phospor 4,54 dan Kalium yaitu 5,04 ini sudah memenuhi standar Pertanian Nomor 70 Permenten SR.140/10/2011 Kata Kunci : Pupuk organic cair, Limbah ikan, dan EM-4 PENDAHULUAN pupuk organik yang beredar sekarang ada yang berupa padat dan ada pupuk organik Pupuk sangat dibutuhkan oleh banyak cair. Pupuk organik cair adalah larutan dari orang untuk menambah unsur hara bagi hasil pembusukan bahan organik yang berasal pertumbuhan tanaman. Anjuran penggunaan dari sisa tanaman, limbah agroindustri, pupuk ataupun bahan lain yang sifatnya kotoran hewan, dan kotoran manusia yang organik dimaksudkan untuk mengurangi memiliki kandungan lebih dari satu unsur masalah yang sekarang timbul akibat hara. Kebutuhan pupuk cair terutama yang dipakainya bahan-bahan kimia yang telah bersifat organik cukup tinggi untuk terbukti merusak tanah dan lingkungan. menyediakan sebagian unsur esensial bagi Seperti penggunaan pupuk kimia akan pertumbuhan tanaman, dan merupakan suatu berakibat merusak tanah. Dari strukturnya, peluang usaha yang potensial karena tata laksana pembuatan pupuk organik cair 2053 ILTEK,Volume 14, Nomor 02, Oktober 2019 ISSN : 1907-0772 tergolong mudah (Umniyatie, 2014). dalamnya maksimum 5%. Pada dasarnya Penggunaan pupuk organik cair dapat pupuk organik cair lebih baik dibandingkan meningkatkan kesuburan tanah yang dirusak dengan pupuk organik padat. Hal ini oleh penggunaan pupuk anorganik. Pupuk disebabkan penggunaan pupuk organik cair organik cair berfungsi meningkatkan memiliki beberapa kelebihan yaitu pertumbuhan tanaman. pengaplikasiannya lebih mudah, unsur hara Salah satu bahan yang dimanfaatkan yang terdapat di dalam pupuk cair mudah sebagai pupuk organik cair yaitu limbah, diserap tanaman, mengandung dimana limbah adalah buangan yang mikroorganisme yang banyak, mengatasi dihasilkan dari suatu proses produksi baik defesiensi hara, tidak bermasalah dalam industri maupun dome`stik yang tidak pencucian hara, mampu menyediakan hara memiliki nilai ekonomis. Salah satu limbah secara cepat, proses pembuatannya lingkungan yang akan di manfaatkan sebagai memerlukan waktu yang lebih cepat, serta hasil produk yang memiliki nilai jual yang penerapannya mudah di pertanian yakni cukup yaitu limbah ikan. Dimana kekayaan tinggal di semprotkan ke tanaman (Fitria, ikan di kawasan Indonesia berlimpah dan 2013). Ciri fisik pupuk cair yang baik adalah usaha untuk meningkatkan hasil berwarna kuning kecoklatan, pH netral, tidak tangkapannya terus menerus diupayakan. berbau, dan memiliki kandungan unsur hara Hasil tangkapan ikan yang berlimpah menjadi tinggi. ikan sisa atau ikan buangan yang disebabkan Pada pembuatan pupuk organik umumnya oleh berbagai hal misalnya keterbatasan melalui proses penguraian. Penguraian suatu pengetahuan dan sarana para nelayan dalam senyawa ditentukan oleh susunan bahan, cara pengolahan ikan sisa atau ikan-ikan yang dimana pada umumnya senyawa organik terbuang itu ternyata masih dapat mempunyai sifat yang cepat diuraikan, dimanfaatkan, yaitu sebagai bahan baku sedangkan senyawa anorganik mempunyai pupuk organik, dimana unsur hara yang sifat sukar diuraikan. Penguraian bahan terkandung tersebut memiliki nilai organik-N organik akan berlangsung melalui proses yang yaitu 5.094%, organik-P yaitu 0.131%, sudah dikenal, yang secara keseluruhan organik-K yaitu 0,031% dan organik-C yaitu disebut dengan proses fermentasi. Bahan 56.081% yang mempunyai kelebihan kalau organik tersebut pada tahap awal akan diubah dibandingkan dengan bahan-bahan lainnya, menjadi senyawa yang lebih sederhana seperti juga didalam ikan masih terkandung unsur- gula, gliserol, asam lemak dan asam amino. unsur lainnya khususnya unsur mikro Selanjutnya akan dilanjutkan dengan proses (Hapsari and Welasih, 2015). lain baik secara aerobik maupun anaerob Kandungan unsur hara dalam pupuk (Fitria, 2013). organik yang dihasilkan dari limbah ikan Penelitian ini bertujuan untuk terbilang lengkap tetapi jumlahnya sedikit mendapatkan pupuk organik cair dari jeroan sehingga perlu ditingkatkan kualitasnya ikan patin dengan penambahan kulit pisang dengan penambahan bahan lain yang sebagai tambahan unsur makro N, P, dan K. mengandung unsur hara makro seperti Metode yang digunakan dalam penelitian ini penambahan kulit pisang karena salah satu adalah metode eksperimen. Parameter mutu kandungan gizi dari kulit pisang yaitu protein yang digunakan dalam penelitian ini adalah dimana dengan adanya penambahan kulit nilai pH, nitrogen, posfor dan kalium. pisang akan meningkatkan kadar nitrogen dan Rancangan percobaan yang digunakan pada penambahan air kelapa untuk meningkatkan penelitian ini adalah Rancangan Acak kadar P dan K karena air kelapa sangat kaya Lengkap (RAL) dengan perlakuan bahan kulit akan kandungan kalium dan phospor. pisang yang berbeda tanpa kulit pisang kepok Pupuk organik cair adalah pupuk yang (K0), kulit pisang kepok 100 g (K1) kulit bahan dasarnya berasal dari hewan atau pisang kepok 200 g (K2), kulit pisang kepok tumbuhan yang sudah mengalami fermentasi 300 g (K3) dan di fermentasi selama 13 hari. berupa cairan dankandungan bahan kimia di Hasil penelitian menunjukkan bahwa pupuk 2054 ILTEK,Volume 14, Nomor 02, Oktober 2019 ISSN : 1907-0772 organik cair terbaik dihasilkan oleh perlakuan yaitu 1 : 5. Selanjutnya limbah ikan, kulit menggunakan kulit pisang kepok 300 g (K3), pisang, dan air kelapa dicampurkan dengan dengan rata-rata nilai pH 6,97, nilai nitrogen komposisi yang sama dan ditambahkan 3,02 %, nilai posfor 1,55 % dan kalium 3,15 activator (EM-4) dengan volume yang %. Nilai pH, nitrogen dan kalium sudah bervariasi yaitu 0, 100, 200, dan 300 ml, lalu memenuhi standar, sedangkan nilai posfor didiamkan selama 1 minggu dengan cara belum memenuhi standar standar Pertanian aerob dan setiap hari dilakukan pengukuran Nomor 70 Permenten SR.140/10/2011 pH dan temperatur. Setelah itu dilakukan (Fryathama, 2016). pengujian C, N, P, dan K. Setelah didapatkan campuran terbaik dari variasi EM-4 kemudian METODE PENELITIAN dilakukan prosedur secara berulang sesuai pada table 1. Alat Tabel 1. Variabel Komposisi Limbah Organik Alat yang digunakan pada penelitian ini Perbandingan bahan dasar adalah wadah plastik yang dilengkapi dengan kompos (50 gram) EM- Variasi Limbah Kulit Air 4 alat pengaduk yang dapat dilihat pada gambar 1 ikan pisang kelapa A + + + + B - + + + C + - + + D + + - + E + + + -- Keterangan : Sampel A : Limbah ikan+kulit pisang+air kelapa + EM4 Sampel B : Kulit pisang+air kelapa + EM4 Sampel C : Limbah ikan+air kelapa + EM4 Gambar 1. Rangkaian alat proses pembuatan Sampel D : Limbah ikan+kulit pisang + EM4 pupuk cair Sampel E : Limbah ikan+kulit pisang+air kelapa Bahan HASIL DAN PEMBAHASAN Bahan yang digunakan pada penelitian 1. Pengaruh penambahan EM-4 ini adalah limbah ikan yang didapatkan di pasar daya Makassa,air kelapa yang Hasil pengujian kandungan C, N, P, K didapatkan di pasar BTP Makassar, kulit pada Pembuatan Pupuk Organik Cair dengan pisang yang di dapatkan dipasar Daya Cara Aerob (Limbah ikan, kulit pisang, air Makassar, Activator EM-4 yang didapatkan di kelapa dan EM-4) yang telah dilakukan, untuk Sentra Tani Veteran Selatan Makassar. memperjelas hasil penelitian disajikan pada Tabel 2 sampai dengan Tabel 3. dan Gambar Metode Analisis 2 sampai dengan Gambar 7 Metode yang digunakan adalah experiment, adapun alat analisa yang Tabel 2. Pengaruh penambahan EM-4 digunakan yaitu Atomic Sampel C N P K AbsorbtionSpectrophometry (AAS) 0 2,3195 2,9365 8,5540 4.1976 Spektrofotometer UV-Vis. 100 8,0062 5,8916 2.9165 10.5057 Adapun prosedurnya ialah limbah ikan 200 5,9439 5,8498 2.1849 10.7633 dan kulit pisang dipreparasi dengan cara ditimbang, ditambahkan air kemudian 300 5,1493 2,9374 0.7555 10.2900 dihancurkan. Perbandingan sampel dengan air Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat bahwa 2055 ILTEK,Volume 14, Nomor 02, Oktober 2019 ISSN : 1907-0772 penambahan EM-4 yang sesuai dengan terhadap temperatur peraturan persyaratan minimal teknis Berdasarkan Gambar 3. dapat dilihat pembuatan pupuk cair yaitu pada penambahan bahwa pada hari ke-1-14 tidak terjadi EM-4 sebanyak 100 mL karena pada variasi perubahan temperatur yaitu 28°C. Hal ini tersebut memiliki tingkat kematangan yang dikarenakan proses pembuatannya dilakukan sesuai yang ditandai dengan warna pupuk dan secara aerob sehingga mengikuti suhu kandungan C,N, P dan K yang telah lingkungan. memenuhi Peraturan Menteri Pertanian Nomor 70/Permentan/SR.140/10/2011 yaitu minimal 3 % (Permetan, 2011). Tabel 3. Hasil Karakterisasi Pupuk Cair dengan Namun berbeda pada variai 0, 200 dan EM-4 100 ml Sampel C N P K 300 mL yang pada proses dekomposisi pupuk A 5,0444 2,9596 4,5439 5,0465 tidak sesuai dengan peraturan peraturan B 2,3133 2,4227 2,4920 2,6230 persyaratan minimal teknis pembuatan pupuk C 2,3126 2,2781 2,6363 2,7391 padat. Dimana kandungan N, P dan K yang D 2,3295 2,4737 2,3911 2,2671 tidak memenuhi. E 2,4084 2,6610 2,7948 2,5165 Keterangan: 8 Sampel A : Limbah ikan+ kulit pisang+ air kelapa+EM4 7 Sampel B : Kulit pisang+air kelapa+EM4 Sampel C : Limbah ikan+air kelapa+EM4 6 Sampel D : Limbah ikan+kulit pisang+EM4 5 0 Sampel E : Limbah ikan+kulit pisang+air kelapa H4 p 100 3 200 6,00 2 300 1 5,00 0 )4,00 (% 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112131415 k 3,00 Waktu (hari) ani org2,00 - Gambar 2. Grafik Pengaruh waktu fermentasi C1,00 terhadap pH 0,00 Berdasarkan Gambar 2. dapat dilihat A B C D E bahwa pada hari ke-1 sampai hari ke-7 Sampel (gr) memiliki pH cenderung naik karena terjadi Gambar 4. Pengaruh penambahan limbah organik proses dekomposisi bahan-bahan organik terhadap kadar C-organik. karena adanya aktivitas bakteri yang menghasilkan asam. Pada hari selanjutnya Berdasarkan Gambar 4, dapat dilihat memiliki pH yang konstan karena bahwa hasil pengukuran nilai kandungan C- menurunnya aktivitas bakteri. Organik pada sampel A yaitu 5.04 ,pada sampel B yaitu 2.31 ,pada sampel C yaitu 30 2.31, pada sampel D yaitu 2.32 dan pada 0 sampel E yaitu 2.40 Kandungan C-Organik ) terbaik terdapat pada sampel Akarena pada C £ (20 100 sampel tersebut campuran limbah organiknya ur at r 200 yaitu limbah ikan, kulit pisang, air kelapa dan pe10 EM-4 dimana kandungan C-organik dari Tem 300 limbah ikan yaitu 56.081% sebelum 0 mengalami penguraian dengan campuran 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112131415 bahan organik lainnya dan dengan Waktu (hari) penambahan EM-4 mempercepat proses Gambar 3 Grafik Pengaruh waktu fermentasi pengomposan serta berpengaruh pada kualitas 2056
no reviews yet
Please Login to review.