Authentication
294x Tipe PDF Ukuran file 0.30 MB Source: fkbi.akuntansi.upi.edu
Prosiding ISBN : 978-602-17225-6-5 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH DALAM MENINGKATKAN WAJAR TANPA PENGECUALIAN PADA PEMERINTAH KOTA TANGERANG Yudi Nur Supriadi Pascasarja Doktoral Ilmu Manajemen, Universitas Pendidikan Indonesia email. yudinur@student.upi.edu Abstract As an autonomous region of Tangerang City Government expected to or independent in financing activities of local authorities to the level of dependence on the central government and regional revenue should be a major part in mobilizing funds local governance processes. Therefore, it was appropriate for the original income used as a benchmark in the implementation of regional autonomy in order to bring the level of independence in the face of regional autonomy, Financial Statements Tangerang City Government with komperehensif expected to improve the financial performance of local governments Kota Tangerang well, this is to be accounted for the Audit Board of the Republic of Indonesia, the results can make Tangerang City won unqualified for the eighth time. Therefore, this study aims to identify the financial statements in the Tangerang City Government in Achieving Ratings unqualified. Research conducted using the method of data collection in the form of documentation, data were obtained from the Department of Revenue and Finance Office of Tangerang City Regional. The results of the research in Fiscal Year 2007 through 2014 can be explained: The ratio of financial independence Tangerang City area ranged from 20% to 68%. While the growth rate revenue (PAD) Tangerang City range from 09% to 45%, It concluded the research in accordance with the hypothesis which financial statements are very good and can improve performance Tangerang City can achieve unqualified. Keywords: Financial Reports and Unqualified Opinion 1. PENDAHULUAN Memasuki era globalisasi ekonomi dan perubahan dalam konsep perencanaan nasional, terutama pelaksanaan otonomi daerah mengakibatkan penyusunan mengenai pengelolaan keuangan daerah. Hal ini merupakan salah satu bentuk bagaimana pemerintah daerah mempersiapkan suatu era baru dalam era ekonomi internasional dan era pelaksanaan otonomi daerah dalam tingkat nasional. Perubahan tersebut diatas merupakan trend dibanyak negara dan penguatan ekonomi ini merupakan sebagian dari pergeseran struktur pemerintahan menciptakan new strategy dalam menghadapi era di abad 21 dimana kekuatan dan keinginan global sudah semakin kuat. Sehingga laporan keuangan pemerintah daerah tersebut dapat digunakan sebagai alat untuk penilaian kinerja (Mardiasmo, 2004: 36-37). Salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur keberhasilan pertumbuhan ekonomi suatu daerah adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), yang merupakan keseluruhan nilai tambah barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai sektor ekonomi di suatu daerah dalam periode tertentu, biasanya satu tahun. Dapat dijelaskan Realisasi Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Kota Tangerang sebagai berikut : Tabel. 1.Realisasi APBD Kota Tangerang Realisasi APBD TA. 2010 s/d 2012 Uraian 2010 2011 2012 1.338.92 1.839.92 2.211.86 Pendapatan 0.810.63 0.864.79 2.181.94 3.00 2.00 4.00 1.395.73 1.395.73 1.948.25 Belanja 3.836.49 3.836.49 1.162.06 1.00 1.00 4.00 Forum Keuangan dan Bisnis V, Th. 2016 153 Prosiding ISBN : 978-602-17225-6-5 Dari uraian tabel diatas menunjukkan signifikannya pengelolaan keuangan daerah Kota Tangerang terutama pendapatan, terus mengalami peningkatan hal ini akan berdampak positif untuk mengembangkan proses pembangunan terutama meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui berbagai sektor Pembangunan yang digulirkan Pemerintah daerah dituntut agar pengelolaan keuangan daerah dilakukan dengan baik, sehingga akan mewujudkan tujuan pemerintahan yang bersih (clean goverment), dimana pengelolaan keuangan daerah yang baik adalah kemampuan mengontrol kebijakan keuangan daerah secara ekonomis, efisien, transparan dan akuntabel. Laporan pertanggungjawaban yang disajikan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan, maka Kepala Daerah berusaha melakukan pembinaan, dengan diadakan nya pembinaan terhadap pengelolaan keuangan daerah kepada Kepala SKPD beserta Entitas SKPD tersebut, agar laporan keuangan yang dihasilkan SKPD tersebut sesuai dengan yang diharapkan, dimana hasil dari perpaduan seluruh laporan keuangan SKPD-SKPD akan menjadi Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. (Rai:2008) Opini audit BPK berupa “Wajar Tanpa Pengecualian” atas Laporan Keuangan baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah sudah menjadi obsesi seluruh pimpinan kementerian/lembaga, bahkan untuk mencapai opini tersebut, beberapa kepala daerah bahkan rela mengeluarkan uang suap kepada tim BPK agar daerah mereka mendapatkan opini Wajar Tanpa Pengecualian tersebut, (aksu:2005). Dengan demikian hasil perhitungan analisis rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur kinerja keuangan pemerintah daerah Kota Tangerang periode 2008 sampai 2012 yang diukur dengan rasio keuangan berdasarkan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah adalah baik, sehingga yang menyatakan bahwa kinerja keuangan pemerintah daerah Kota Tangerang periode 2008 sampai 2012 adalah baik hal ini semua dilakukan untuk pertanggungjawaban dalam mencapai Wajar Tanpa Pengecualian untuk ke 8 kalinya TA. 2014. Salah satu alat menganalisis kinerja pemerintah daerah dalam mengelola keuangan daerahnya adalah dengan melakukan analisis rasio keuangan terhadap APBD yang telah ditetapkan dan dilaksanakan. Menurut Widodo dalam Detisa (2009:98) Berdasarkan latar belakang, masalah dan tujuan penelitian ini yaitu sejauhmana Analisis Laporan Keuangan di Pemerintah Kota Tangerang dalam Mencapai Penilaian Wajar Tanpa Pengecualian 2. KAJIAN LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Analisis Times Sereies yang salah satu tujuannya tidak lain adalah untuk menemukan suatu keteraturan atau pola yang dapat digunakan dalam peramalan kejadian mendatang (Subarno :2009) Menurut Render (2003), analisis data runtun waktu (time series) berarti memecah data lampau menjadi komponen-komponen dan memproyeksikannya ke depan (forecasting). Dengan kata lain, tujuan analisis data runtun waktu adalah mengindentifikasi komponen faktor yang dapat memengaruhi nilai dalam deret data, sehingga dapat digunakan untuk peramalan baik jangka pendek maupun jangka panjang (Boediono :2001) Menurut Mamesh dalam Halim (2007:23) menyatakan bahwa “Keuangan Daerah dapat diartikan sebagai semua hak dan kewajiban yang dapat dinilai dengan uang, demikian pula segala sesuatu baik berupa uang maupun barang yang dapat dijadikan kekayaan daerah sepanjang belum dimiliki oleh Negara atau daerah yang lebih tinggi serta pihak-pihak lain sesuai peraturan perundangan yang berlaku” Menurut Rahardjo (2011:34) menyatakan bahwa “keuangan daerah merupakan semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintah daerah yang dapat dinilai dengan uang termasuk di dalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah tersebut, dalam kerangka Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Menurut Warsono ( 2002:28-29 ) Untuk menentukan apakah suatu perusahaan sehat atau tidak dari sisi keuangan dapat dilakukan dengan dua macam metode, yaitu : Metode Lintas Waktu ( Time Series, Metode Lintas Seksi/Industri ( Cross Section). Beberapa jenis rasio yang dapat dikembangakan berdasarkan data keuangan yang bersumber dari APBD menurut Ihyaul Ulum (2009), antara lain : a). Rasio Kemandirian Keuangan Daerah, b). Rasio Efektivitas dan Efisiensi PAD. Opini yang diberikan kepada laporan keuangan merupakan penghargaan kepada pemerintah daerah karena telah melaporkan informasi yang sesuai. Secara umum opini yang dikeluarkan seperti opini Wajar Tanpa pengecualian (WTP) terhadap laporan keuangan adalah sebuah apresiasi dari BPK Forum Keuangan dan Bisnis V, Th. 2016 154 Prosiding ISBN : 978-602-17225-6-5 RI terhadap Instansi Pemerintah (Pusat dan Daerah) yang telah melakukan pengelolaan keuangan dengan baik (Subiyantoro:1997). Tidak gampang untuk mendapat opini Wajar Tanpa Pengecualian, apalagi selama dua tahun berturut turut dengan pengawasan yang dilakukan oleh auditor yang berbeda, bukan dengan tim yang sama Asumsi yang penting yang harus dipenuhi dalam memodelkan runtun waktu adalah asumsi kestasioneran artinya sifat-sifat yang mendasari proses tidak dipengaruhi oleh waktu atau proses dalam keseimbangan. Berikut gambar kerangka penelitian analisis times series Keuangan dalam pencapaian wajar tanpa pengecualiaan sebagai berikut : Gambar 1. kerangka pemikiran penelitian Sumber : diolah dari berbagai teori Adapun rumusan hipotesis dalam penelitian ini yaitu Analisis Laporan Keuangan di Pemerintah Kota Tangerang dalam Mencapai Penilaian Wajar Tanpa Pengecualian sudah baik 3. METODE PENELITIAN Penelitian ini berkaitan dengan analisis laporan keuangan pemerintah daerah dalam menigkatkan wajar tanpa pengecualian di Pemerintah Kota Tangerang. Metode dalam Penelitian ini menggunakan penelitian studi kasus yang menggunakan dan menganalisis data-data yang diperoleh dan menarik kesimpulan dari hasil analisis. Studi kasus ini bertujuan untuk memberikan gambaran secara mendetail tentang latar belakang, sifat karakter khas dari suatu kasus maupun status dari suatu organisasi dari suatu hal yang akan dijadikan sesuatu hal yang bersifat umum Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder internal dan bersifat kuantitatif, yaitu laporan perhitungan APBD pemerintah daerah Kota Tangerang. Data sekunder yaitu data yang dikumpulkan, diolah, dan disajikan oleh pihak lain Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data berupa, yaitu dokumentasi dengan mengumpulkan data dengan cara mempelajari catatan-catatan dan dokumen-dokumen yang ada pada organisasi tersebut. Masalah yang diteliti mengenai data Kota Tangerang dalam angka data PAD, realisasi PAD, biaya untuk memungut PAD yang dilakukan oleh Kota Tangerang. Data-data tersebut diperoleh dari Kantor Dinas Pendapatan dan Keuangan Daerah Kota Tangerang dan Kantor Walikota Kota Tangerang, cq Kepala Bagian Kuangan Kota Tangerang Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah kinerja keuangan pemerintah daerah yang mencangkup beberapa parameter berupa rasio pada tabel 2 sebagai berikut: Forum Keuangan dan Bisnis V, Th. 2016 155 Prosiding ISBN : 978-602-17225-6-5 Gambar 2. Tabel Operasional; Variabel 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis rasio keuangan pemerintah daerah Kota Tangerang dengan metode lintas waktu (time series) pada dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Rasio Kemandirian Keuangan Daerah Kemandirian keuangan daerah (otonomi fiskal) menunjukan kemampuan daerah dalam membiayai sendiri kegiatan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan kepada manyarakat yang telah membayar pajak dan retribusi sebagai sumber pendapatan yang diperlukan daerah. Berikut ini tabel hasil hasil kajian sebagai berikut : Gambar 3. Tabel Rasio kemandirian keuangan daerah kota tanggerang tahun anggaran 2007-2013 Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa Rasio kemandirian keuangan daerah Kota Tangerang mengalami kenaikan. Jadi, kemampuan pemerintah Kota Tangerang dalam membiayai kegiatan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat dilihat dari tingkat rasio kemandirian keuangan daerahnya sudah dapat dikatakan baik, dengan kata lain bahwa kinerja keuangan pemerintah daerah adalah baik 2. Rasio pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah Rasio pertumbuhan (growth Ratio) mengukur seberapa besar kemampuan pemerintah daerah dalam mempertahankan dan meningkatkan keberhasilan yang telah dicapai dari satu periode ke periode berikutnya. Semakin besar rasio pertumbuhan atau realisasi penerimaan PAD tahun sekarang dibandingkan dengan rasio pertumbuhan atau realisasi penerimaan PAD tahun sebelumnya maka kinerja pemerintahaan daerah dinyatakan baik Forum Keuangan dan Bisnis V, Th. 2016 156
no reviews yet
Please Login to review.