Authentication
277x Tipe PDF Ukuran file 0.74 MB Source: repository.ump.ac.id
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Budidaya Padi Sawah Menurut Purwono dan Purnamawati (2009), padi tergolong dalam famili Gramineae (rumput-rumputan).Padi dapat beradaptasi pada lingkungan aerob dan nonaerob.Batang padi berbuku dan berongga, dari buku batang inilah tumbuh anakan atau daun.Akar padi adalah akar serabut yang sangat sensitif dalam penyerapan hara, tetapi peka terhadap kekeringan.Biji padi mengandung butiran pati amilosa dan amilopektin yang mempengaruhi mutu dan rasa nasi. Padi merupakan bahan makanan pokok sehari hari pada kebanyakan penduduk di negara Indonesia. Padi dikenal sebagai sumber karbohidrat terutama pada bagian endosperma, bagian lain daripada padi umumnya dikenal dengan bahan baku industri, antara lain : minyak dari bagian kulit luar beras (katul), sekam sebagai bahan bakar atau bahan pembuat kertas dan pupuk. Padi memiliki nilai tersendiri bagi orang yang biasa makan nasi dan tidak dapat digantikan oleh bahan makanan yang lain, oleh sebab itu padi disebut juga makanan energi (AAK, 1990). Padi adalah komoditas utama yang berperan sebagai pemenuh kebutuhan pokok karbohidrat bagi penduduk.Komoditas padi memiliki peranan pokok sebagai pemenuhan kebutuhan pangan utama yang setiap tahunnya meningkat sebagai akibat pertambahan jumlah penduduk yang besar, serta berkembangnya industri pangan dan pakan (Yusuf, 2010). Kajian Adopsi Inovasi …, Ade Fijar Septiana, Fakultas Pertanian UMP, 2016 8 Ciri khusus budidaya padi sawah adalah adanya penggenangan selama fase pertumbuhan tanaman.Budidaya padi sawah dilakukan pada tanah yang berstruktur lumpur.Tahapan budidaya padi sawah secara garis besar adalah penyiapan lahan, penyemaian, penanaman, pemupukan, pemeliharaan tanaman, dan panen.Pemberian air pada tanaman padi disesuaikan dengan kebutuhan tanaman yakni dengan mengatur ketinggian genangan.Ketinggian genangan berkisar 2-5 cm, karena jika berlebihan dapat mengurangi jumlah anakan.Prinsip pemberian air adalah memberikan pada saat yang tepat, jumlah yang cukup, kualitas air yang baik, dan disesuaikan fase pertumbuhan tanaman. B. Sistem Tanam Jajar Legowo Padi dibudidayakan dengan tujuan mendapatkan hasil yang setinggi- tingginya dengan kualitas sebaik mungkin. Untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan harapan maka tanaman yang akan ditanam harus sehat dan subur. Tanaman yang sehat ialah tanaman yang tidak terserang oleh hama dan penyakit, tidak mengalami defisiensi hara, baik unsur hara yang diperlukan dalam jumlah besar maupun dalam jumlah kecil. Sedangkan tanaman subur ialah tanaman yang pertumbuhan dan perkembangannya tidak terhambat, oleh kondisi biji atau kondisi lingkungan.Adapun menanam padi dapat dilakukan di sawah dengan pengairan sepanjang musim dan ada juga yang ditanam di tanah tegalan (tanah kering). Terdapat beberapa teknik dalam melakukan sistem budidaya padi salah satunya dengan cara sistem legowo. Berdasarkan Balai Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian (2009:1) bahwa Kajian Adopsi Inovasi …, Ade Fijar Septiana, Fakultas Pertanian UMP, 2016 9 cara tanam jajar legowo 2:1 adalah cara tanam berselang-seling dua baris dan satu baris dikosongkan. Cara tanam ini telah banyak diterapkan petani karena memberikan beberapa keuntungan, antara lain: Semua barisan rumpun tanaman berada pada bagian pinggir yang biasanya memberi hasil lebih tinggi (efek tanaman pinggir). Manfaat menggunakan sistem tanam jajar legowo pada usahatani padi sawah adalah sebagai berikut : 1. Jumlah rumpun padi meningkat sampai 33%/ha. 2. Meningkatkan produktifitas padi 12-22%. 3. Pengendalian hama, penyakit, dan gulma lebih mudah. 4. Terdapat ruang kosong untuk pengaturan air, pengumpulan keong emas atau untuk mina padi; dan 5. Penggunaan pupuk lebih efisien. 6. Dapat meningkatkan pendapatan usahatani antara 30-50%. Legowo menurut bahasa Jawa berasal dari kata “Lego” yang berarti luas dan “dowo” yang berarti panjang. Pada prinsipnya sistem tanam jajar legowo adalah meningkatkan populasi dengan cara mengatur jarak tanam. Selain itu sistem ini juga memanipulasi lokasi tanaman sehingga seolah-olah tanaman padi dibuat menjadi taping (tanaman pinggir) lebih banyak. Seperti kita ketahui tanaman padi yang berada dipinggir akan menghasilkan produksi lebih tinggi dan kualitas gabah yang lebih baik, hal ini disebabkan karena tanaman tepi akan mendapatkan sinar matahari yang lebih banyak (Anonimus, 2001a). Kajian Adopsi Inovasi …, Ade Fijar Septiana, Fakultas Pertanian UMP, 2016 10 Pada sistem jajar legowo dua baris semua rumpun padi berada di barisan pinggir dari pertanaman.Akibatnya semua rumpun padi tersebut memperoleh manfaat dari pengaruh pinggir (border effect). Pada rumpun padi yang berada di barisan pinggir hasilnya 1,5–2 kali lipat lebih tinggi dari produksi pada yang berada di bagian dalam. Disamping itu sistem legowo yang memberikan ruang yang luas (lorong) sangat cocok dikombinasikan dengan pemeliharaan ikan atau minapadi legowo (Permana, 1995). Pendapat yang sama juga dijelaskan oleh Suharno (2013), sistem tanam jajar legowo juga merupakan suatu upaya memanipulasi lokasi pertanaman sehingga pertanaman akan memiliki jumlah tanaman pingir yang lebih banyak dengan adanya barisan kosong. Tanaman padi yang berada di pinggir memiliki pertumbuhan dan perkembangan yang lebih baik dibanding tanaman padi yang berada di barisan tengah sehingga memberikan hasil produksi dan kualitas gabah yang lebih tinggi. Hal ini disebabkan karena tanaman yang berada di pinggir akan memperoleh intensitas sinar matahari yang lebih banyak (efek tanaman pinggir). Ada beberapa tipe cara tanam sistem jajar legowo yang secara umum dapat dilakukan yaitu ; tipe legowo (2 : 1), (3 : 1), (4 : 1), (5 : 1), (6 : 1) dan tipe lainnya yang sudah ada serta telah diaplikasikan oleh sebagian masyarakat petani di Indonesia. Tipe sistem tanam jajar legowo terbaik dalam memberikan hasil produksi gabah tinggi adalah tipe jajar legowo (4:1) sedangkan dari tipe jajar legowo (2:1) dapat diterapkan untuk mendapatkan bulir gabah berkualitas benih (Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, 2010).Keuntungan sistem tanam legowo secara prinsip Kajian Adopsi Inovasi …, Ade Fijar Septiana, Fakultas Pertanian UMP, 2016
no reviews yet
Please Login to review.