Authentication
270x Tipe PDF Ukuran file 0.71 MB Source: sirisma.unisri.ac.id
RINGKASAN Penggunaan pestisida nabati merupakan kearifan lokal bangsa Indonesia. Pemanfaatan pestisida nabati mendapat perhatian penting seiring dengan munculnya dampak negatif penggunaan pestisida sintetis terhadap kesehatan dan lingkungan. Permintaan akan pestisida nabati meningkat seiring dengan berkembangnya pertanian organik maupun adanya larangan penggunaan pestisida kimia sintetis. Indonesia merupakan negara kedua terbesar di dunia setelah Brasil yang memiliki kekayaan keanekaragaman hayati, termasuk tanaman bahan pestisida nabati. Beberapa formula pestisida nabati yang terbukti manjur untuk mengendalikan OPT telah diproduksi dan sebagian diekspor ke negara tetangga. Namun, pengembangan pestisida nabati menghadapi beberapa kendala, antara lain: (1) daya kerjanya lambat sehingga petani lebih memilih pestisida sintetis yang cara kerjanya cepat terlihat; (2) banyaknya pestisida sintetis yang beredar di pasaran sehingga petani mempunyai banyak pilihan dan kemudahan untuk memperoleh pestisida dan tidak tertarik pada pestisida nabati; (3) sulitnya memperoleh bahan baku dalam jumlah banyak karena masyarakat enggan mengembangkannya dan hanya mengandalkan pada alam; dan (4) sulitnya proses pendaftaran dan perizinan karena umumnya pestisida nabati dikembangkan oleh pengusaha kecil. Oleh karena itu, perlu menjadi pemikiran bersama agar penggunaan pestisida nabati dapat berkembang sehingga selain mengurangi ketergantungan pada pestisida sintetis serta menjaga lingkungan dan kesehatan, petani dapat memenuhi kebutuhan sendiri akan pestisida dan Indonesia mampu memenuhi kebutuhan pestisida di dalam negeri.Pengabdian ini akan membuat dan memanfaatkan pestisida nabati untuk mengendalikan hama pada tanaman hortikultura yang banyak terdapat di RW I Wonorejo , Gondangrejo Karanganyar. Target luaran yang dihasilkan adalah produk/hasil berupa pestisida nabati dan artikel yang akan diseminarkan di Senadimas Univ. Slamet Riyadi Surakarta. Kata kunci : pestisida nabati, kearifan lokal ,tanaman hortikultura, pengendalian hama PENDAHULUAN A. Analalisis Situasi Rw I merupakan salah satu dari 27 RW yang ada di desa Wonorejo Kec.Gondangrejo Kab Karanganyar terletak di utara Kota Solo. Merupakan daerah berkembang, dengan struktur penghasilan warga yang beragam. Tinggal sedikit sawah / tanah terbuka yang ada karena banyak dibangun pabrik-pabrik dan fasilitas umum yang lain misalnya jalan juga perumahan-perumahan, yang ada umumnya lahan pekarangan . Meskipun sempit apabila lahan pekarangan itu dikelola secara intensif akan memberikan manfaat yang tidak sedikit kepada pengelolanya. Sorotan yang utama adalah lahan pekarangan mempunyai fungsi dalam penyediaan bahan – bahan makanan“ yang bergizi terutama buah-buahan dan sayuran ( Hortikultura) yang dapat dipergunakan oleh anggota keluarganya serta tetangga yang berada disekitarnya..Namun ada beberapa kendala yang mengurangi keberhasilan penanaman tanaman Hotikultura yang ada di RW I Wonorejo antara lain tidak tersedianya bibit yang murah dan memadai untuk keperluan tersebut adanya serangan hama serta kurangnya teknologi yang dilakukan. Bertitik tolak dari hal tersebut Tim Pengabdian Fak.Pertanian UNISRI berencana mengadakan pengabdian masyarakat dengan tema “Pembuatan dan Penggunaan Pestisida Nabati pada Tanaman Hortikulktura di RW I Wonorejo “ Indonesia merupakan negara yang memi- liki keanekaragaman hayati terluas kedua di dunia setelah Brasil. Tumbuhan meru- pakan gudang berbagai senyawa kimia yang kaya akan kandungan bahan aktif, antara lain produk metabolit sekunder (secondary metabolic products), yang fungsinya dalam proses metabolisme tum- buhan kurang jelas. Kelompok senyawa ini berperan penting dalam proses berinter- aksi atau berkompetisi, termasuk melin- dungi diri dari gangguan pesaingnya (Kardinan dan Wikardi 1995a). Produk metabolit sekunder dapat dimanfaatkan sebagai bahan aktif pestisida nabati (Grainge dan Ahmed 1987; Kardinan dan Wikardi 1997a). Pestisida nabati tidak hanya mengandung satu jenis bahan aktif (single active ingredient), tetapi beberapa jenis bahan aktif (multiple active ingredient). Hasil penelitian menunjukkan bahwa beberapa jenis pestisida nabati cukup efektif terhadap beberapa jenis hama, baik hama di lapangan, rumah tangga (nyamuk dan lalat), maupun di gudang (Kardinan dan Iskandar 1999a, 1999c) Kesejahteraan suatu bangsa yang makin baik akan meningkatkan kebutuhan, baik kuantitas maupun kualitasnya. Salah satu kebutuhan dasar manusia adalah makanan yang berkualitas, sehat, dan aman dikon- sumsi, termasuk bebas dari cemaran bahan kimia beracun seperti pestisida. Untuk menghasilkan pangan sehat dan aman (toyiban food), antara lain dapat dilakukan melalui pengembangan pertanian organik, yang melarang penggunaan pestisida kimia sintetis dan menggantinya dengan pesti- sida nabati dan cara-cara pengendalian alami lainnya. Hal ini merupakan peluang bagi pengembangan pestisida nabati yang ramah lingkungan dan aman bagi kese- hatan. Pestisida nabati tidak hanya dibutuh- kan dalam bidang pertanian, tetapi telah meluas ke rumah tangga, seperti untuk mengendalikan nyamuk. Hal ini didukung oleh hasil penelitian yang menyatakan bahwa pestisida nabati dapat digunakan untuk mengendalikan hama pemukiman (urban pest) (Kardinan 1999f, 2005a, 2007b). Pemanfaatan pestisida nabati dalam kegi- atan bertani dianggap sebagai cara pe- ngendalian hama yang ramah lingkungan sehingga diperkenankan penggunaan- nya dalam pertanian organik. Namun, pengembangan pestisida nabati di Indo- nesia menghadapi beberapa kendala, antara lain: (1) reaksinya relatif lambat dalam mengendalikan hama, berbeda dengan pestisida kimia sintetis yang berlangsung relatif cepat sehingga petani lebih memilih pestisida kimia sintetis dalam pengendalian OPT; (2) membanjirnya produk pestisida ke Indonesia, antara lain dari China yang harganya relatif murah serta longgarnya peraturan pendaftaran dan perizinan pestisida di Indonesia. (3) bahan baku pestisida nabati relatif terbatas karena kurangnya dukungan pemerintah dan rendahnya kesadaran petani terhadap penggunaan pestisida nabati sehingga enggan menanam atau memperbanyak tanamannya; (4) peraturan perizinan pesti- sida nabati disamakan dengan pestisida kimia sintetis sehingga pestisida nabati sulit mendapat izin edar dan diperjual- belikan. B. Permasalahan Mitra Berdasarkan analisis situasi tersebut Tim Pengabdian masyarakat dari Fakultas Pertanian UNISRI, merasa perlu menyumbangkan Informasi pengetahuan yang lebih mengenai Pembuatan dan penggunaan Pestisida Nabati pada Tanaman Hortikultura Melalui penyuluhan dan pembuatan/demontrasi pestisida nabati untuk warga RW I Wonorejo Kec.Gondangrejo Semoga dengan tambahan informasi ini berguna membantu masyarakat RW I Wonorejo dan sekitarnya bisa membuat dan memanfaatkan pestisida nabati untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan keluarga. SOLUSI PERMASALAHAN Solusi yang ditawarkan untuk mengatasi masalah hama pada tanaman Hortikultura dengan membuat sendiri pestisida ramah lingkungan yaitu pestisida nabati 1. Memberi pengertian tentang cara membuat dan menggunakan pestisida nabati dari bahan2 tumbuhan yang ada disekitar rumah dengan cara ceramah. 2. Melakukan demontrasi/ membuat tentang Pestisida nabati METODE PELAKSANAAN Prosedur kerja Pengabdian pada masyarakat ini mencakup 3 (tiga) tahap kegiatan yaitu : persiapan, pelakasanaan, dan evaluasi sebagai berikut : 1. Tahap persiapan . Pada tahap persiapan, dilakukan survey penentuan lokasi dan sasaran, analisis kebutuhan kegiatan, dan penyusunan materi kegiatan. 2. Tahap pelaksanaan Pada tahap pelaksanaan kegiatan, diberikan pengetahuan cara membuat pestisida nabati yang meliputi bahan2 dan alat yang dibutuhkan, dan penggunaannya berapa waktu , ukuran dalam aplikasinya ke tanaman 3. Tahap evaluasi Pada akhir kegiatan dilakukan evaluasi, untuk mengungkapkan keberhasilan pelaksanaan kegiatan, baik dari aspek teori, praktek maupun kemanfaatannya yang dirasakan oleh peserta Jadwal Kegiatan No. Uraian Kegiatan Pelaksanaan Kegiatan (Bulan ke-) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 Persiapan a. Survai penentuan lokasi dan v sasaran v b. Analisis kebutuhan kegiatan v c. Penyusunan materi kagiatan 2 Pelaksanaan Kegiatan a. Ceramah dan diskusi v b. Evaluasi v 3 Penyusunan Laporan a. Menyusun Konsep Laporan v b. Diskusi/Pembahasan v 4 Penggandaan Laporan v
no reviews yet
Please Login to review.