jagomart
digital resources
picture1_Economic Growth Pdf 59901 | 109661 Id None


 157x       Tipe PDF       Ukuran file 0.08 MB       Source: media.neliti.com


File: Economic Growth Pdf 59901 | 109661 Id None
jurnal agroekoteknologi fp usu e issn no 2337 6597 vol 5 no 1 januari 2017 26 202 207 pertumbuhan dan produksi kacang tanah arachis hypogea l dengan beberapa sistem olah ...

icon picture PDF Filetype PDF | Diposting 23 Aug 2022 | 3 thn lalu
Berikut sebagian tangkapan teks file ini.
Geser ke kiri pada layar.
            Jurnal Agroekoteknologi FP USU                                                                                     E-ISSN No. 2337- 6597 
            Vol.5.No.1, Januari 2017 (26): 202-207 
             
            Pertumbuhan dan Produksi Kacang Tanah (Arachis hypogea L.) Dengan Beberapa Sistem Olah 
                                             Tanah dan dan Asosiasi Mikroba 
             
                Growth and Yield of Peanut (Arachis hypogea L.) to Some Tillage and Addition of Microbe 
                                                        Association 
                                 
                               Syukron Hamdalah Siregar, Lisa Mawarni*, T. Irmansyah 
                         Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian USU, Medan 20155 
                                       *Corresponding author : fp_lisa@yahoo.co.id 
                                                              
                                                       ABSTRACT 
                                                              
            The peanut is a crop that has economic value, lipid, and high protein. The objective of the research 
            was to increased growth and yield of peanut with some tillage and addition of microbe association. 
            The research was had been at field Kelurahan Mencirim, Kecamatan Binjai Timur, Kota Binjai, North 
            Sumatera from January until April 2016. The research used split plot design (SPD), tillage with 2 
            treatments conservation tillage and conventional tillage as main plot, and addition microbe association 
            with 4 treatments, 0, 6, 12, 18g/kg seed as sub plot. Treatments was 8 combinations and 3 replications. 
            The results showed that tillage, and addition of microbe association, and interaction of tillage and 
            microbe association were not significantly affected of growth and yield of peanut. 
             
            Keywords:microbe association, peanut,tillage. 
             
                                                       ABSTRAK 
             
            Kacang tanah merupakan tanaman pangan yang memiliki nilai ekonomi dan kandungan lemak serta 
            protein yang tinggi. Penelitian ini bertujuan meningkatkan pertumbuhan dan produksi kacang tanah 
            (Arachis hypogea L.) dengan beberapa sistem olah tanah dan pemberian asosiasi mikroba. Penelitian 
            dilakukan  di  lahan  masyarakat,  Kelurahan  Mencirim,  Kecamatan  Binjai  Timur,  Kota  Binjai, 
            Sumatera Utara pada bulan Januari sampai dengan April 2016. Penelitian ini menggunakan rancangan 
            petak terbagi (RPT), sebagai petak utama yaitu pengolahan tanah dengan 2 taraf; pengolahan tanah 
            konservasi dan pengolahan tanah konvensional, anak petak yaitu aplikasi asosiasi mikroba dengan 4 
            taraf; 0, 6, 12, 18g/kg benih. Dari perlakuan tersebut terdapat 8 kombinasi perlakuan dan 3 ulangan. 
            Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pengolahan tanah,  pemberian asosiasi mikroba, dan 
            interaksi kedua perlakuan berpengaruh tidak nyata terhadap pertumbuhan dan produksi kacang tanah. 
                    
            Kata kunci : kacang tanah, asosiasi mikroba, pengolahan tanah. 
             
                           PENDAHULUAN                           dalam  negeri  belum  mencukupi  kebutuhan 
                                                                 Indonesia  yang  masih  memerlukan  subsitusi 
                   Kacang  tanah  merupakan  tanaman             impor dari luar negeri (Sembiring, et al. 2014). 
            pangan yang mempunyai nilai ekonomi tinggi                  Produksi  kacang  di  Sumatera  Utara 
            karena  kandungan  gizinya  terutama  protein        pada tahun 2012 mencapai 12.074 ton, pada 
            dan  lemak  yang  tinggi.  Kebutuhan  kacang         tahun  2013  menurun  menjadi  11.351  ton. 
            tanah  dari  tahun  ke  tahun  terus  meningkat      Penurunan     produksi     disebabkan    oleh 
            sejalan    dengan    bertambahnya      jumlah        penurunan  luas  panen  sebesar  1.066  hektar 
            penduduk,     kebutuhan    gizi   masyarakat,        atau  11,37%,  sedangkan  hasil  per  hektar 
            diversifikasi  pangan,  serta  meningkatnya          mengalami penurunan sebesar 0,34 kw/ha atau 
            kapasitas  industri  pakan  dan  makanan  di         2,81%.  Pada  tahun  2014  menurun  kembali 
            Indonesia.  Namun  produksi  kacang  tanah 
                                                                                                           202 
             
            Jurnal Agroekoteknologi FP USU                                                                                     E-ISSN No. 2337- 6597 
            Vol.5.No.1, Januari 2017 (26): 202-207 
             
            menjadi  9.778  ton  (Badan  Pusat  Statistik,         dengan baik (Utomo, 2012). Dalam penelitian 
            2015).                                                 ini, sistem olah tanah yang digunakan adalah 
                    Perlu  tidaknya  tanah  di  olah  dapat        sistem    olah     tanah    konservasi     dan 
            dipengaruhi oleh tingkat kepadatan dan aerasi,         konvensional. 
            pada tingkat kepadatan yang tinggi akibat tidak               Asosiasi  mikroba  yang  digunakan 
            pernah  di  olah  mengakibatkan  pertumbuhan           dalam  penelitian  ini  merupakan  gabungan 
            akan  terbatas,  sehingga  zona  serapan  akar         mikroorganisme yang berasosiasi membentuk 
            menjadi sempit. Sedangkan pengolahan tanah             kerja  sama  untuk  memfiksasi  N,  sebagai 
            yang  dilakukan  secara  terus  menerus  dapat         penyedia  unsur  hara  agar  tersedia  bagi 
            menurunkan laju infiltrasi tanah sebagai akibat        tanaman dan sebagai biokontrol patogen akar. 
            terjadinya pemadatan tanah (Indria, 2005).             Selain  Rhizobium  sp.,  didalam  asosiasi 
                    Menurut  Arsana  (2007),  umumnya              mikroba yang digunakan terdiri dari Bacillus 
            kacang tanah menghendaki  pengolahan tanah             sp.,  Azospirillum  sp.,  Pseudomonas  sp.,dan 
            sempurna  agar  perkembangan  akar  dan                Bakteri        Endofitik        (Ocrobactrum 
            pertumbuhan      berlangsung    dengan    baik,        pseudogrigmonense) yang berasal dari PT. Bio 
            sehingga ginofor mudah masuk ke dalam tanah            Industri Nusantara, Balai Penelitian Tanah. 
            membentuk  polong  dan  mempermudah                           Menurut hasil penelitian Noertjahyani 
            pemungutan hasil, tanpa banyak yang hilang             (2007) menyatakan bahwa inokulasi asosiasi 
            atau tertinggal di dalam  tanah dan pengolahan         Bradyrhizobium japonicum dan Pseudomonas 
            tanah dimaksudkan untuk menciptakan ruang              sp.  sebanyak  12  g/kg  benih  kedelai  dapat 
            tumbuh  bagi  tanaman,  sehingga  akan                 mempercepat  keluarnya  bunga  kedelai  dan 
            menopang pertumbuhan dan perkembangan di               meningkatkan bobot 100 biji tanaman, tetapi 
            atasnya.                                               tidak berpengaruh terhadap kandungan N dan 
                    Beberapa cara pengolahan tanah yang            P  pada  tanaman  kedelai.  Pemberian  takaran 
            memenuhi  kriteria      sebagai   olah    tanah        asosiasi   yang     semakin     tinggi    akan 
            konservasi  (OTK)  diantaranya  adalah  tanpa          mempercepat waktu berbunga. 
            olah  tanah  (zerro  tillage),  olah  tanah                    
            seperlunya  (reduced  tillage)  dan  olah  tanah                 BAHAN DAN METODE 
            strip (strip tillage).  Aplikasi dari ketiga jenis                     
            OTK  tersebut  harus  selalu  disertai  dengan                Penelitian  ini  dilaksanakan  di  lahan 
            penggunaan  mulsa  organik.  Hal  yang                 masyarakat, Kelurahan Mencirim, Kecamatan 
            menentukan      keberhasilan    OTK  adalah            Binjai Timur, Kota Binjai dengan ketinggian 
            pemberian bahan organik dalam bentuk mulsa             tempat ± 28 m dpl pada bulan Januari sampai 
            yang     cukup.    Mulsa     dapat    menekan          dengan  April  2016.  Bahan  yang  digunakan 
            pertumbuhan gulma, menekan laju kehilangan             antara lain adalah benih kacang tanah varietas 
            air, dan laju pemadatan tanah.  Sisi lain dari         Hypoma,    asosiasi  mikroba,  air,  dan  
            penerapan  OTK  adalah  karena  juga  dapat            plastik.Alat  yang  digunakan  antara  lain 
            menghemat tenaga kerja (Dariah, 2007).                 cangkul, meteran, kamera, pacak, timbangan 
                    Pengolahan      tanah     konvensional         digital, kalkulator, penggaris, amplop, gembor, 
            dikenal  juga  dengan  istilah  Olah  Tanah            dan spidol.   
            Intensif (OTI) yang menjadi pilar intensifikasi               Penelitian       ini     menggunakan 
            pertanian sejak program Bimas dicanangkan,             Rancangan  Petak  Terbagi  (RPT)  dengan  2 
            dan  secara  turun  menurun  masih  digunakan          faktor.  Petak  utama  :  pengolahan  tanah  (T) 
            oleh petani.  Pada pengolahan tanah intensif,          yang  terdiri  dari  2  taraf,  yaitu  pengolahan 
            tanah diolah beberapa kali baik menggunakan            tanah   konservasi   reduced  tillage  (T1), 
            alat tradisional seperti cangkul maupun dengan         konvensional  (T2).  Anakan  petak  :  asosiasi 
            bajak singkal.  Pada sistem OTI, permukaan             mikroba yang terdiri dari 4 taraf, yaitu: 0, 6, 
            tanah dibersihkan dari rerumputan dan mulsa,           12,  18  g/kg  benih.  Data  yang  diperoleh 
            serta lapisan olah tanah dibuat menjadi gembur         dianalisis  dengan  menggunakan  analisis  of 
            agar  perakaran  tanaman  dapat  berkembang            varians  (ANOVA).  Pelaksanaan  penelitian 
                                                                                                              203 
             
            Jurnal Agroekoteknologi FP USU                                                                                     E-ISSN No. 2337- 6597 
            Vol.5.No.1, Januari 2017 (26): 202-207 
             
            meliputi  persiapan  lahan,  pengolahan  tanah         primer, Endriani (2010) menambahkan bahwa 
            konservasi,  pengolahan  tanah  konvensional,          olah  tanah  konservasi  dapat  mengurangi 
            aplikasi    asosiasi   mikroba,    penanaman,          penguapan air sehingga air banyak tersimpan, 
            penjarangan tanaman, pemeliharaan tanaman,             infiltrasi meningkat dan penguapan menurun. 
            dan panen. Peubah yang diamati adalah tinggi            
            tanaman, junlah cabang primer, jumlah bintil                  Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa 
            akar,  bobot  bintil  akar,  jumlah  bintil  akar      pengolahan  tanah,  pemberian  asosiasi,  dan 
            efektif,  jumlah  ginofor  tidak  jadi  polong,        interaksi  keduanya  berpengaruh  tidak  nyata 
            jumlah  polong  per  tanaman,  dan  bobot  100         terhadap bobot bintil akar. Rataan bobot bintil 
            biji.                                                  akar  kacang  tanah  (g)  pada  perlakuan 
                                                                   pengolahan  tanah  dan  pemberian  asosiasi 
                    HASIL DAN PEMBAHASAN                           mikroba dapat dilihat pada Tabel 2. 
                                                                          Perlakuan pengolahan tanah terhadap 
                    Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa            bobot  bintil  akar  tertinggi  terdapat  pada 
            pengolahan tanah, pemberian asosiasi mikroba           pengolahan tanah konvensional (T2)  sebesar 
            dan  interaksi  keduanya  berpengaruh  tidak           0,740  g  dan  terendah  pada  perlakuan 
            nyata terhadap jumlah cabang primer kacang             pengolahan  tanah  konservasi  (T1)  sebesar 
            tanah umur 2-5 MST. Rataan jumlah cabang               0,680 g. Sedangkan pada pemberian asosiasi 
            primer kacang tanah (cabang) pada perlakuan            mikroba  bobot  bintil  akar  tertinggi  terdapat 
            pengolahan  tanah  dan  pemberian  asosiasi            pada  perlakuan  kontrol  (K0),  12g/kg  benih 
            mikroba dapat dilihat pada Tabel 1.                    (K2) dan 18g/kg benih (K3) dengan jumlah 
                    Tabel  1  menunjukkan  bahwa  jumlah           yang sama yaitu 0,730 g dan terendah pada 
            cabang  terbanyak  pada  pengamatan  5  MST            6g/kg  benih  (K1)  sebesar  0,650  g.Pada 
            terdapat  pada  perlakuan  pengolahan  tanah           penelitian ini jumlah bintil akar efektif berkisar 
            konservasi  dibandingkan  dengan  perlakuan            antara 41,500 sampai 87,830.          Hal ini 
            pengolahan tanah konvensional. Pada tabel ini          menunjukkan bahwa semakin banyak jumlah 
            juga diketahui bahwa jumlah cabang terbanyak           bintil  akar  efektif  terbentuk  maka  semakin 
            pada  pengamatan  5  MST  terdapat  pada               berat pula bobot bintil akar. Hal ini didukung 
            perlakuan pemberian asosiasi mikroba 12 g/kg           oleh  Oktaviani  (2014)  yang  menyatakan 
            benih dibandingkan dengan perlakuan asosiasi           bahwa  semakin  banyak  jumlah  bintil  akar 
            mikroba     lainnya.   Hal    ini   disebabkan         efektif maka bobot bintil akar juga meningkat. 
            pengolahan      tanah     konservasi      dapat        Bintil akar efektif mengandung leghemoglobin 
            mengurangi tingkat erosi dan penguapan air             yang berfungsi memfiksasi nitogen dari udara 
            sehingga lebih banyak air yang tersimpan di                   Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa 
            akar dan membentuk permukaan tanah yang                pengolahan  tanah,  pemberian  asosiasi,  dan 
            kasar dengan ditutupi oleh sisa-sisa tanaman,          interaksi  keduanya  berpengaruh  tidak  nyata 
            sebaiknya  olah  tanah  konvensional  lebih            terhadap jumlah polong per tanaman. Rataan 
            banyak air yang hilang. Hal ini sesuai dengan          jumlah  polong  per  tanaman  pada  perlakuan 
            literatur Cibro (2008) yang menyatakan bahwa           pengolahan  tanah  dan  pemberian  asosiasi 
            pengolahan  tanah  mampu  meningkatkan                 mikroba dapat dilihat pada Tabel 3. 
            pertumbuhan  vegetatif  yaitu  jumlah  cabang 
             
             
             
             
             
             
             
             
                                                                                                              204 
             
           Jurnal Agroekoteknologi FP USU                                                                                     E-ISSN No. 2337- 6597 
           Vol.5.No.1, Januari 2017 (26): 202-207 
            
           Tabel  1.  Jumlah  cabang  primer  kacang  tanah  umur  2-5  MST  pada  olah  tanah  dan  pemberian                                     
                    asosiasi mikroba 
               Umur 
              Tanaman                                     Asosiasi Mikroba 
              (Minggu       Olah tanah               K=6 g/kg    K=12 g/kg    K=18 g/kg     Rataan 
                                            K=0       1            2            3
               Setelah                        0        benih        benih        benih 
               Tanam) 
                                           «««««FDEDQJ«««««««« 
                         T =Konservasi      3,270      3,400        3,400        3,530      3,400 
                           1
                 2       T =Konvensional    3,470      3,200        3,270        3,670      3,403 
                           2
                         Rataan             3,370      3,300        3,335        3,600      3,401 
                         T =Konservasi      4,600      5,070        4,800        4,530      4,750 
                           1
                 3       T =Konvensional    4,730      4,330        5,000        4,930      4,748 
                           2
                         Rataan             4,665      4,700        4,900        4,730      4,749 
                         T =Konservasi      7,270      7,530        7,530        6,870      7,300 
                           1
                 4       T =Konvensional    7,000      7,000        7,330        7,530      7,215 
                           2
                         Rataan             7,135      7,265        7,430        7,200      7,258 
                         T =Konservasi      8,530      8,400        8,600        7,870      8,350 
                           1
                 5       T =Konvensional    8,070      7,600        8,470        8,400      8,135 
                           2
                         Rataan             8,300      8,000        8,535        8,135      8,243 
           Tabel 2. Bobot bintil akar pada perlakuan olah tanah dan asosiasi mikroba 
                                                  Asosiasi Mikroba 
                Olah Tanah                 K=6 g/kg       K=12 g/kg      K=18 g/kg        Rataan 
                                 K=0         1             2              3
                                   0         benih          benih          benih 
                                «««««««««««J««««««««««««« 
             T =Konservasi       0,760       0,610          0,640          0,700          0,680 
              1
             T =Konvensional     0,700       0,690          0,810          0,760          0,740 
              2
             Rataan              0,730       0,650          0,730          0,730          0,710 
                                                        
                 drainase   menjadi    lebih   baik,      jumlah     polong    hampa     disebabkan 
           memperkuat  tanaman,  memelihara  struktur     pembumbunan  membuat  struktur  tanah  dan 
           tanah tetap gembur, dan meningkatkan jumlah    drainase   menjadi   lebih   baik   untuk 
           polong.Hal ini sesuai dengan literatur Arfian  perkembangan ginofor dan juga usaha untuk 
           (1992)     yang     menyatakan     bahwa       mendekatkan ginofor dengan pupuk agar dapat 
           pembumbunan  terbukti  dapat  menurunkan       di absorbsi langsung oleh polong. 
            
            
            
                                                                                                205 
            
Kata-kata yang terdapat di dalam file ini mungkin membantu anda melihat apakah file ini sesuai dengan yang dicari :

...Jurnal agroekoteknologi fp usu e issn no vol januari pertumbuhan dan produksi kacang tanah arachis hypogea l dengan beberapa sistem olah asosiasi mikroba growth and yield of peanut to some tillage addition microbe association syukron hamdalah siregar lisa mawarni t irmansyah program studi fakultas pertanian medan corresponding author yahoo co id abstract the is a crop that has economic value lipid high protein objective research was increased with had been at field kelurahan mencirim kecamatan binjai timur kota north sumatera from january until april used split plot design spd treatments conservation conventional as main g kg seed sub combinations replications results showed interaction were not significantly affected keywords abstrak merupakan tanaman pangan yang memiliki nilai ekonomi kandungan lemak serta tinggi penelitian ini bertujuan meningkatkan pemberian dilakukan di lahan masyarakat utara pada bulan sampai menggunakan rancangan petak terbagi rpt sebagai utama yaitu pengolahan ...

no reviews yet
Please Login to review.