Authentication
234x Tipe PDF Ukuran file 0.23 MB Source: media.neliti.com
49 Monitoring dan Identifikasi Gangguan Infus Menggunakan Mikrokontroler AVR Akhmad Zainuri, Didik R. Santoso, dan M. Aziz Muslim kantung cairan infus pasien karena keterbatasan waktu Abstrak–- Infus adalah suatu piranti kesehatan yang dan tenaga. Padahal hal ini juga dapat menyebabkan dalam kondisi tertentu digunakan untuk menggantikan timbulnya komplikasi lain antara lain darah dari pasien cairan yang hilang dan menyeimbangkan elektrolit tubuh. dapat tersedot naik ke selang infus dan dapat membeku Pada kenyataannya, perawat atau tenaga medis terkadang pada selang infus sehingga mengganggu kelancaran lalai mengenai tugasnya dalam mengganti kantung cairan aliran cairan infus. Selain itu, jika tekanan pada infus infus pasien karena keterbatasan waktu dan tenaga. Padahal hal ini juga dapat menyebabkan timbulnya tidak stabil, darah yang membeku pada selang infus komplikasi lain. Dalam penelitian ini akan dirancang dapat tersedot kembali masuk ke dalam pembuluh suatu sistem pendeteksian kondisi cairan infus yang secara darah. Darah yang membeku (blood clot) tersebut dapat realtime dimonitoring oleh perawat. Detektor kondisi infus beredar ke seluruh tubuh dan dapat menyumbat kapiler meliputi volume cairan infus, gangguan penyumbatan dan darah di paru sehingga menyebabkan emboli di paru laju aliran telah berhasil dibangun dengan (Waitt et al., 2004). Jika berbagai hal tersebut terjadi menggabungkan sensor strain gauge, RPS, mikrokontroler dan modul Rx-Tx. Pengiriman data kondisi infus telah maka tempat pemasangan infus infus harus dipindahkan berhasil diaplikasikan dengan komunikasi wireless dengan dan dipasang pembuluh darah vena lain, yang tidak baudrate serial sebesar 4800bps. Hasil pengujian dan menutup kemungkinan dapat menyebabkan timbulnya analisis didapatkan laju penurunan cairan infus terhadap berbagai komplikasi yang jauh lebih berbahaya akibat -10 4 -06 3 2 volume sebesar y = -3.10 x + 2.10 x - 0.001x + 0.290x pemasangan yang tidak dilakukan dengan benar + 363.4. (Martelli et al., 2000). Kata Kunci— infus, mikrokontroler , RPS, strain gauge, wireless. Berdasarkan latar belakang tersebut maka dalam penelitian ini akan dirancang suatu sistem pendeteksian kondisi cairan infus yang secara realtime dimonitoring I. PENDAHULUAN oleh perawat. Harapannya adalah dengan diterapkannya NFUS adalah suatu piranti kesehatan yang dalam alat ini maka permasalahan yang timbul karena I kelalaian petugas dapat diminimalisir. kondisi tertentu digunakan untuk menggantikan cairan yang hilang dan menyeimbangkan elektrolit tubuh (Handaya,2010). Pada kondisi emergency II. TINJAUAN PUSTAKA misalnya pada pasien dehidrasi, stres metabolik berat Dalam tinjauan pustaka ini diterangkan beberapa yang menyebabkan syok hipovolemik, asidosis, hasil penelitian sebelumnya yang terkait dengan deteksi gastroenteritis akut, demam berdarah dengue (DBD), kondisi infus. Metode deteksi bermacam-macam luka bakar, syok hemoragik serta trauma, infus diantaranya deteksi tetesan infus dengan sensor cahaya, dibutuhkan dengan segera untuk menggantikan cairan deteksi level bawah pada botol infus menggunakan tubuh yang hilang (Handaya, 2010). Infus juga fotoresitif, dan deteksi menggunakan prinsip digunakan sebagai larutan awal bila status elektrolit kapasitansi. pasien belum diketahui, misal pada kasus dehidrasi Rahman dkk tahun 2010 dalam jurnalnya yang karena asupan oral tidak memadai, demam, dll. berjudul Pengembangan Prototipe Sistem Kontrol dan Karena fungsinya yang sangat penting, proses Monitoring Infus Untuk Pasien Berbasis Jaringan pemasangan infus harus dilakukan dengan benar yakni Nirkabel (ZigBee). Dalam penelitiannya sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan untuk mengaplikasikan sistem kontrol dan monitoring infus menghindari timbulnya komplikasi yang dapat dalam bentuk prototipe. Penginderaan tetes infus memperparah kondisi pasien. Selain proses pemasangan menggunakan dioda laser dan photodioda, yang infus, proses lain yang sering disepelekan yaitu proses memberikan sinyal-sinyal listrik ke komparator, lalu penggantian kantung infus saat cairan infus mendekati diproses oleh mikrokontroler yang hasilnya dikirim ke habis juga sangat berpengaruh pada proses terapi pasien. server melalui perangkat nirkabel Zigbee. Monitoring Pada kenyataannya, perawat atau tenaga medis pembacaan kondisi input didasarkan pada jumlah terkadang lalai mengenai tugasnya dalam mengganti tetesan permenit, selanjutnya data hasil monitoring ditampilkan pada layar monitor. Akhmad Zainuri adalah mahasiswa S2 Program Magister dan Dalam jurnalnya yang berjudul A Novel Medical Doktor Fakultas Teknik Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia. Infusion Monitoring Sistem Based on ZigBee Wireless Didik R. Santoso adalah dosen Fakultas MIPA, Universitas Sensor Network, Yang dan Sun mengembangkan Brawijaya, Malang, Indonesia. M. Aziz Muslim adalah dosen Fakultas Fakultas Teknik, deteksi level cairan infus dalam botol dengan Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia. Jurnal EECCIS Vol. 6, No. 1, Juni 2012 50 menempatkan pemancar inframerah dan a. Hematoma, yakni darah mengumpul dalam resistor fotosensitif 0.3 cm di atas dasar botol sebagai jaringan tubuh akibat pecahnya pembuluh darah arteri peringatan garis. Ketika tingkat cairan infus turun vena atau kapiler, terjadi akibat penekanan yang kurang dibawah baris, maka akan memberikan sinyal tepat saat memasukkan jarum, atau tusukan ”berulang” peringatan yang akan menghidupkan speaker alarm dan pada pembuluh darah. LED. Pada saat yang sama, sinyal akan dikirim ke host b. Infiltrasi, yaitu masuknya darah ke dalam saluran komputer melalui jaringan ZigBee. infus, terjadi akibat cairan infus telah habis dan terjadi Ogawa dkk, dalam penelitiannya yang berjudul A kevakuman dalam botol sehingga menarik darah New Drip Infusion Solution Monitoring Sistem With A kedalam selang. Komplikasi berupa infiltrasi Free-Flow Detection Function menemukan solusi ditunjukkan dalam Gambar 2b. sistem monitoring infus baru telah dikembangkan untuk c. Trombofeblitis atau bengkak (inflamasi) pada rumah sakit dan fasilitas perawatan. Sistem mendeteksi pembuluh vena, terjadi akibat infus yang dipasang tidak jatuhnya setiap tetes cairan infus di tabung tetes dan saat dipantau secara ketat dan benar. Komplikasi berupa tidak ada aliran. Tiga lempeng elektroda tembaga non- tramboflebitis ditunjukkan dalam Gambar 2a. kontak digunakan sebagai sensor. Elektroda membungkus tabung PVC, infus dan tabung PVC dari ruang tetes. Saat menetes cairan infus memiliki konduktivitas listrik, sehingga kapasitor terbentuk antara cairan infus dan elektroda masing-masing. Sebuah gelombang sinus 30 kHz diterapkan ke elektroda melilit tabung infus pasokan PVC dari kantong infus. Ketika terjadi penurunan cairan infus, yang mana akan berakibat pada panjang dan diameter (2a) (2b) menyebabkan kapasitansi ruang tetes meningkat selanjutnya menyebabkan perubahan sinyal keluaran. Keterangan : (2a) Tromboflebitis, (2b) Naiknya Darah Menuju Kantung Infus. Elektroda ruang tetes dapat mendeteksi jatuhnya setiap tetes ruang tetes cairan. Oleh karena itu, kapasitansi dari B. Strain gauge elektroda sekitar ruang tetes tidak mengubah sinyal Strain gaude adalah komponen elektronika yang keluaran. Di sisi lain, elektroda melilit tabung infus dipakai untuk mengukur tekanan (deformasi atau pasokan polivinil klorida di bawah ruang drip strain). Sensor ini ditemukan pertama kali oleh Edward mendeteksi gelombang sinus 30 kHz oleh cairan infus. E. Simmons pada tahun 1938, dalam bentuk foil logam yang bersifat insulatif (isolasi) yang menempel pada III. DASAR TEORI benda yang akan diukur tekanannya. Jika tekanan pada Dalam dasar teori ini akan dibahas tentang infus, benda berubah, maka foilnya akan terdeformasi, dan Strain gauge, penguat instrumentasi, mikrokontroler tahanan listrik alat ini akan berubah. Perubahan tahanan ATMEGA8535 . listrik ini akan dimasukkan ke dalam rangkaian A. Infus Jembatan Wheatstone. Bentuk dari strain gauge ditunjukkan dalam Gambar 3. Infus adalah memasukkan cairan dalam jumlah tertentu melalui vena penderita secara terus menerus dalam jangka waktu yang agak lama. Penggunaan infus cairan intravena (intravenous fluid infusion) membutuhkan peresepan yang tepat dan pengawasan (monitoring) ketat (Weistein, 2001). Bentuk fisik infus ditunjukkan dalam Gambar 1. Gambar 3. Strain gauge Besarnya tekanan akan dinyatakan dalam bentuk faktor gauge, GF yang didefinisikan sebagai di mana R adalah tahanan sebelum ada G deformasi, ∆R adalah perubahan tahanan listrik yang terjadi, dan adalah tekanannya. Gambar 1. Infus Sebuah strain gauge atau pengukur tekanan mekanis, (Sumber : kimia.upi.edu, 2010) sangat sensitif terhadap perubahan gaya mekanik. Alat ini terdiri dari selembar kertas foil logam tipis, yang Komplikasi dibentuk sedemikian rupa menjadi benang-benang yang Komplikasi yang dapat terjadi dalam pemasangan sangat halus. Kertas foil ini terbungkus seluruhnya oleh infus yang dikemukakan oleh Priska (2009) adalah : lapisan film plastik. Jurnal EECCIS Vol. 6, No. 1, Juni 2012 51 Strain gauge dipasangkan pada objek yang akan B atau kelas AB. diberi tekanan mekanik. Ketika objek terkena tekanan, kertas foil mengalami hal yang sama sehingga benang- Penggunakan penguat operasional: benangnya akan tertarik memanjang. Ketika hal ini 1. Pembanding (Comparator) terjadi, benang-benang tersebut menjadi lebih panjang Comparator adalah penggunaan op-amp sebagai dan tipis sehingga tahanan listriknya bertambah. pembanding antara tegangan yang masuk pada Perubahan nilai tahanan ini sangat kecil, sehingga input (+) dan input (-). Simbol op-amp sebagai diperlukan rangkaian khusus untuk mengukurnya. komparator ditunjukkan dalam Gambar 5. C. Penguat Operasional (Op-amp) Penguat Operasional adalah sebuah penguat instan yang bisa langsung dipakai untuk benyak aplikasi penguatan. Sebuah Op-amp biasanya berupa IC (Integrated Circuit). Pengemasan Op-amp dalam IC bermacam-macam, ada yang berisi satu op-amp Gambar 5. Komparator (contoh: 741), dua op-amp (4558, LF356), empat op- Jika input (+) lebih tinggi dari input (-) maka op- amp (contoh = LM324, TL084), dll. Simbol dari op- amp akan mengeluarkan tegangan positif dan jika amp ditunjukkan dalam Gambar 4. input (-) lebih tinggi dari input (+) maka op-amp akan mengeluarkan tegangan negatif. Dengan demikian op-amp dapat dipakai untuk membandingkan dua buah tegangan yang berbeda. 2. Penguat differensial Penguat differensial adalah penggunaan op- amp untuk mencari selisih antara dua buah titik Gambar 4. Simbol Op amp tegangan yang berbeda. Rangkaian op-amp sebagai penguat diferensial ditunjukkan dalam Gambar 6. Penguat Operasional tersusun dari beberapa rangkaian penguat yang menggunakan transistor atau FET. Biasanya membuat penguat dari op-amp lebih mudah dibandingkan membuat penguat dari transistor karena tidak memerlukan perhitungan titik kerja, bias, dll. Kelebihan penguat operasional (op-amp): Impedansi input yang tinggi sehingga tidak membebani penguat sebelumnya. Impedansi keluaran yang rendah sehingga tetap Gambar 6. Penguat Diferensial stabil walau dibebani oleh rangkaian selanjutnya. Lebar pita (bandwidth) yang lebar sehingga dapat D. Mikrokontroler ATMEGA8535 dipakai pada semua jalur frekuensi audio (woofer, Perangkat kontrol merupakan komponen yang paling midle, dan tweeter) penting dalam sistem dimana semua pengendalian Adanya fasilitas offset null sehingga memudahkan proses, pengolahan data dan pengaturan dipusatkan. pengaturan bias penguat agar tepat dititik tengah Salah satu perangkat yang dapat digunakan sebagai sinyal. perangkat kontrol adalah Microcontroller AVR. Bagian-bagian dalam Op-amp : Microcontroller AVR memiliki arsitektur RISC Penguat Differensial, yaitu merupakan bagian input (Reduced Instruction Set Computing) 8 bit. Dimana dari Op-amp. penguat differensial mempunyai dua semua instruksi dikemas dalam kode 16-bit (16-bit input (input + dan input -) word) dan sebagian besar instruksi dieksekusi dalam 1 Penguat Penyangga (Buffer), yaitu penguat (satu) siklus clock, berbeda dengan instruksi MCS51 penyangga sinyal keluaran dari penguat differensial yang membutuhkan 12 siklus clock. AVR berteknologi agar siap untuk dimasukkan ke penguat akhir op- RISC, sedangkan seri MCS51 berteknologi CISC amp. (Complex Instruction Set Computing). Secara umum, Pengatur Bias, yaitu rangkaian pengatur bias dari AVR dapat dikelompokkan menjadi empat kelas, yaitu penguat differensial dan buffer agar diperoleh ATTiny, AT90Sxx, ATMEGA, dan AT86RFxx. Pada kestabilan titik nol pada keluaran penguat akhir dasarnya yang membedakan masing-masing kelas Penguat Akhir, yaitu penguat yang merupakan adalah memori, peripheral, dan fungsinya. Dilihat dari bagian keluaran dari Op-amp. Penguat Akhir ini segi arsitektur dan instruksi yang digunakan, mereka biasanya menggunakan konfigurasi push-pull kelas bisa dikatakan hampir sama. Dalam penelitian ini Jurnal EECCIS Vol. 6, No. 1, Juni 2012 52 dipergunakan salah satu AVR produk Atmel, yaitu ATMEGA8535L yang memiliki fasilitas lengkap dan Strain RPS Mikro didukung oleh software CodeVision_AVR_1.24.0 gauge kontroller sebagai simulator dan compiler. ATMEGA8535L memiliki konfigurasi pin seperti ditunjukkan dalam Gambar 7. Tx Modul Gambar 8. Diagram Blok Sistem bagian Transmiter Rx Modul Mikro Penampil kontroller Gambar 9. Diagram Blok Sistem bagian Receiver A. Cara kerja : Bagian sensor terdiri dari strain gauge yang diletakkan diatas cairan infus. Setiap perubahan pada Gambar 7. Konfigurasi pin ATMEGA8535L kondisi infus ditransformasi oleh sensor tersebut Sumber: ATMEL,2006 menjadi sinyal elektrik yang sebanding. Rangkaian pengondisi sinyal (RPS) merupakan rangkaian yang Konfigurasi pin ATMEGA8535L dalam Gambar 7 terdiri dari beberapa komponen meliputi rangkaian dapat dijelaskan secara fungsional sebagai berikut: multivibrator dan resistor. RPS berfungsi merubah nilai VCC merupakan pin yang berfungsi sebagai pin resistansi dari strain gauge menjadi tegangan analog masukan catu daya. yang memiliki range antara 0 sd 2,56V. Nilai ini GND merupakan pin ground. disesuaikan dengan range masukan dari ADC. Port A (PA0..PA7) merupakan pin I/O dua arah dan Selanjutnya sinyal analog dikonversi oleh ADC 8 pin masukan ADC(Analog to Digital Converter). internal yang berada dalam chip mikrokontroler, Port B (PB0..PB7) merupakan pin I/O dua arah dan keluarannya berupa nilai digital dengan range bilangan pin fungsi khusus, yaitu ISP, Timer/Counter, 0 sd 512 desimal. Data ini selanjutnya disimpan dalam komparator analog, dan interrupt. register dan diolah secara program matematis untuk Port C (PC0..PC7) merupakan pin I/O dua arah dan menentukan kondisi dan identifikasi masalah infus. pin fungsi khusus, yaitu JTAG, PCINT. Kondisi yang dideteksi diantaranya adalah level cairan infus, laju cairan yang dihitung dalam satuan ml Port D (PD0..PD7) merupakan pin I/O dua arah dan permenit, dan penyumbatan pada infus dll. Keluaran pin fungsi khusus, yaitu Timer/Counter, interupsi dari mikrokontroler berupa kode heksa desimal yang eksternal, dan komunikasi serial. selanjutnya dikirim ke bagian penerima via modul RESET merupakan pin yang digunakan untuk me- transmitter wireless. reset mikrokontroler . Data yang dikirim berupa paket data yang terdiri dari XTAL1 dan XTAL2 merupakan pin clock eksternal. address pengirim, data kondisi, marker. Bentuk paket AREF merupakan pin tegangan referensi untuk data berupa kode hexadecimal 3 byte ditunjukkan dalam internal ADC(Analog to Digital Converter). Gambar 10. IV. METODE PENELITIAN Secara umum sistem yang akan dibuat terdiri dari 2 blok yaitu blok pengirim(Transmitter) seperti yang ADDRESS DATA END ditunjukkan dalam Gambar 8 dan blok penerima (Receiver) seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 9. Blok pengirim tersusun dari sensor strain gauge, rangkaian pengondisi sinyal (RPS), mikrokontroler dan modul transmitter wirelesss. Bagian penerima tersusun Gambar 10. Paket data atas modul receiver wireless, mikrokontroler dan unit penampil. Cara kerja alat secara garis besar dijelaskan Pada bagian penerima, data diterima oleh modul dalam bentuk diagram blok seperti ditunjukkan dalam receiver wireless, data ini berupa data serial dengan Gambar 8. format ADDRESS -DATA-END, selanjutnya data ini diparsing dalam mikrokontroler untuk dipisahkan, data informasi ADRESS digunakan untuk menentukan Jurnal EECCIS Vol. 6, No. 1, Juni 2012
no reviews yet
Please Login to review.