Authentication
275x Tipe PDF Ukuran file 0.09 MB Source: digilib.esaunggul.ac.id
Analisis Perbandingan Ritel Modern dan Ritel Tradisional di Lihat dari 7P ANALISIS PERBANDINGAN RITEL MODERN DAN RITEL TRADISIONAL DI LIHAT DARI 7P Oki Prihatna Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi, Universitas Esa Unggul, Jakarta Jalan Arjuna Utara Tol Tomang Kebun Jeruk, Jakarta 11510 oki.prihatna@esaunggul.ac.id Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Untuk mengetahui gambaran umum responden yang berbelanja pada ritel modern dan ritel tradisional. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan sikap dalam berbelanja antara ritel modern dan ritel tradisional. Metode penelitian menggunakan analisis Wilcoxon dengan metode tersebut untuk melihat adanya perbedaan dan bukannya besarnya perbedaan, dengan hasil survey dari 100 responden yang terbanyak adalah berusia 36 – 46 tahun berpendidikan SD – SMU dan berpengeluaran < Rp 1.500.000,- dengan atributnya yaitu harga yang ditawarkan, potongan harga, kejelasan harga barang, ketersedian barang, kemasan barang dan keaneka- ragaman. Dari 7 (tujuh) indikator dimensi peneltian yang digunakan untuk menganalisis yaitu Produk, Price, Place, Promotion, Pocess, People, dan Phusical Evidence. Hasilnya menunjukan bahwa atribut yang membedakan yaitu, harga, potongan harga, kejelasan harga barang, kemaan barang, dan keanekaragaman barang. Kata kunci: perbandingan ritel, belanja, 7p Pendahuluan ritel tradisional terdiri dari pedagang Munculnya ritel modern di tengah golongan ekonomi menengah kebawah, masyarakat Indonesia dewasa ini bukan hal sedangkan ritel modern terdiri dari peda- yang aneh. Aneka ritel modern seperti gang yang bermodal besar. Selain itu, hypermarket dan supermarket, bermunculan terlihat kecendrungan masyarakat lebih di berbagai wilayah Jakarta dan kota-kota memilih berbelanja ke ritel modern karena besar lainnya. Berkembangnya ritel modern harga produk lebih murah dan nyaman. tidak lepas dari terjadinya perubahan Untuk mencegah lebih banyak ritel tra- pendapatan dan budaya masyarakat. Na- disonal yang tutup, Pemda DKI Jakarta mun, belakangan ini sebagian masyarakat perlu melakukan penataan dalam hal mulai membicarakan keadaan ritel modern perizinan pendirian ritel modern. Untuk yang menjamur terutama di wilayah melakukan penataan, diperlukan data-data Jakarta, dan mulai kritisnya kondisi sejum- yang relevan baik praktis maupun teoritis. lah ritel tradisional untuk tetap bertahan Sebagian bahan ini diperleh dari ditengah derasnya serbuan dari ritel-ritel penelitian. modern yang tidak terkontrol. Kondisi ini Banyak faktor yang menyebabkan dapat dilihat dari kasus ditutupnya sejumlah masyarakat cenderung memilih ritel ritel tradisional di Jakarta. tempat mereka berbelanja misalnya karena Tutupnya sebagian ritel tradisional faktor waktu tempuh, waktu berbelanja, disebabkan tidak mampunya ritel tradi- kenyamanan berbelanja dan harga barang. sional bersaing dengan ritel modern karena Perilaku pilihan belanja konsumen pada 252 Forum Ilmiah Volume 10 Nomor 2, Mei 2013 Analisis Perbandingan Ritel Modern dan Ritel Tradisional di Lihat dari 7P Giant Supermarket di pamulang Square dan memiliki atau menggunakan barang atau Pasar tradisional Mandiri dipelajari melalui jasa.Menurut Ujang Sumarwan, Harga penelitian. adalah atribut produk atau jasa yang Berdasarkan hal ini, penulis paling sering digunakan oleh sebagian melakukan penelitian mengenai konsumen besar konsumen untuk mengevaluasi berbelanja ke ritel modern atau ke ritel produk (sumarwan, 2002) tradisional, serta atribut-atribut apa saja yang mempengaruhi pilihan belanja Distribusi konsumen tersebut. Adapun tujuan Menurut Husein Umar saluran penelitian ini adalah : distribusi yaitu sekelompok organisasi 1. Untuk mengetahui gambaran umum yang saling tergantung dalam keterlibatan responden yang berbelanja pada ritel proses yang memungkinkan suatu produk modern dan ritel tradisional. atau jasa tersedia bagi penggunaan atau 2. Untuk mengetahui apakah ada konsumsi oleh konsumen atau pengguna perbedaan sikap dalam berbelanja industrial. Menurut Buchari Alma, antara ritel modern dan ritel tradisional. distribusi adalah lembaga yang saling berkait untuk menjadikan produk atau jasa siap digunakan atau dikonsumsi Marketing Mix Pada dasarnya Marketing mix Promosi adalah kombinasi dari empat variable atau Menurut Buchari Alma, Promosi kegiatan yang merupakan inti dari sistem adalah sejenis komunikasi yang memberi pemasaran yaitu: Produk, harga kegiatan penjelasan yang meyakinkan konsumen promosi dan distribusi (Kotler, 2009), tetapi tentang barang dan jasa. Sedangkan dengan berkembangnya jaman maka pada menurut Iin E Mardiani, promosi saat ini marketing mix berubah menjadi 7 penjualan terdiri dari kumpulan kiat variabel dengan tambahan People, physic insentif yang beragam, kebanyakan evidence dan process. berjangka pendek, dirancang untuk Produk mendorong pembelian suatu produk atau Produk adalah semua yang dapat jasa tertentu secara lebih cepat dan atau ditawarkan kepada pasar untuk diper- lebih besar oleh konsumen atau pedagang . hatikan, dimiliki, digunakan atau dikon- Orang sumsi yang dapat memuaskan keinginan Menurut Udin Rinaldi, orang yaitu dan kebutuhan pemakainya. (Kotler, 2009). orang-orang dalam organisasi dikenal Menurut Husein Umar, Produk dengan karyawan sebagai unsur bauran adalah suatu yang dapat ditawarkan kepasar pemasaran, memahami peranannya serta untuk mendapat perhatian untuk dibeli, sebagai kontak pelanggan dan perusahaan. digunakan atau dikonsumsi yang dapat memenuhi suatu keinginan atau kebutuhan Bentuk Fisik (Umar, 2003). Menurut Udin Rinaldi, bentuk fisik dari produk yang akan dijual meliputi Harga kondisi ruangan, bangunan, suasana, Harga menurut Philip Kotler dan tempat parkir dan sebagainya yang akan Gary Amstrong adalah sejumlah uang yang dilihat oleh konsumen sebagai kekuatan dibayarkan atas barang dan jasa, atau tertentu dari produk yang akan jumlah nilai yang konsumen tukarkan ditawarkan. Sedangkan menurut Marcus dalam rangka mendapatkan manfaat dari Remiasa bentuk fisik adalah tempat 253 Forum Ilmiah Volume 10 Nomor 2, Mei 2013 Analisis Perbandingan Ritel Modern dan Ritel Tradisional di Lihat dari 7P dimana jasa diciptakan dan dimana pemberi Populasi dan Sampel jasa dan konsumen berinteraksi. 1. Populasi Proses Dalam penelitian ini yang menjadi Menurut Udin Rinaldi, proses populasi adalah konsumen yang merupakan keseluruhan prosedur, pernah berbelanja di ritel modern dan mekanisme, dan kebiasaan sebuah produk ritel tradisional yang ada di kecamatan atau jasa dibuat dan disampaikan kepada Pamulang Barat, dan jumlahnya tidak pelanggan, termasuk keputusan-keputusan dapat dihitung secara pasti. kebijaksanaan tentang keterlibatan 2. Sampel pelanggan dan persoalan-persoalan Penentuan ukuran sample dari jumlah kebijaksanaan tentang keterlibatan populasi diatas dilakukan dengan pelanggan dan persoalan-persoalan Quota Sampling dengan menentukan keleluasaan karyawan dalam dalam jumlah sampel sebanyak 100 orang. pelayanan. Sedangkan menurut Markus Untuk memilih responden Remiasa, porses adalah semua kegiatan menggunakan metode purposive pekerjaan adalah merupakan proses sampling dengan ketentuan sebagai meliputi mekanisme pelayanan, prosedur, berikut: jadwal kegiatan serta rutinitas penyampaian a. Minimum usia diatas 17 tahun produk atau jasa kepada konsumen. b. Bertempat tinggal di Pamulang Barat c. Minimal pernah berbelanja ke ritel Metode Penelitian modern 3 kali Tempat dan Waktu Penelitian d. Minimal pernah berbelanja di Penelitian dilakukan di daerah pasar tradisional sebanyak 3 kali Pamulang Barat, Tangerang Selatan, Metode Pengumpulan Data Propinsi Banten. Penelitian dilakukan Data-data yang digunakan dalam mulai tanggal 24 Maret 2012 sampai Mei laporan ini dikumpulkan dengan 2012. pengamatan langsung ke lokasi obyek Jenis dan Sumber Data penelitian, selain itu juga melakukan Adapun jenis dan sumber data yang wawancara dengan pelanggan ritel modern digunakan dalam penelitian ini adalah dan ritel tradisional dengan menggunakan sebagai berikut : kuisoner. 1. Data Primer Metode Analisis Data Data Primer yaitu data yang diperoleh Validitas adalah alat ukur untuk secara langsung dari objek penelitian menunjukkan seberapa jauh alat ukur yang yang didapat melalui hasil wawancaea dipakai bisa digunakan untuk mengukur dan pengamatan yang meliputi data apa yang seharusnya diukur (Umar, 2003). responden. (konsumen) Realibilitas atau kehandalan didefinisikan 2. Sumber Data sebagai seberapa jauh pengukuran bebas Sumber data yang dipergunakan dalam dari varian. Kesalahan acak (Free from laporan ini adalah berupa data eksternal random error variance), adanya kesalahan yaitu data yang diperoleh dari acak akan menurunkan tingkat kehandalan wawancara denga pelanggan ritel hasil pengukuran, maka diperlukan uji modern dan ritel tradisional. tingkat ketepatan, ketelitian dan keakuratan instrument pengukuran. 254 Forum Ilmiah Volume 10 Nomor 2, Mei 2013 Analisis Perbandingan Ritel Modern dan Ritel Tradisional di Lihat dari 7P Untuk mengukur realibilitas digunakan Tempat penelitian metode split half realibility. Metode ini Untuk ritel modern, peneletian memperkirakan konsistensi internal dengan dilakukan di kawasan Pamulang Square jalan membagi skala menjadi dua bagian yang terletak di jalan siliwangi, Pamulang ukuran (butir bernomor ganjil dan genap) Barat, Tangerang Selatan Propinsi Banten. kemudian dibuat analisis korelasi antara dua Pamulang square adalah sebuah pusat bagian data tersebut. Perkiraan keandalan perbelanjaan berlantai 3, dimana pusat dipengaruhi oleh panjang skala. perbelanjaan Giant berada di lantai 3. Hasil dan Pembahasan Untuk ritel tradisional, penelitian Penelitian dilakukan di daerah dilakukan di kawasan perbelanjaan tradisional yang terletak persis di belakang Pamulang Barat, Tangerang Selatan, bank Mandiri cabang Pamulang Barat, Propinsi Banten. Penelitian dilakukan jalan Siliwangi, Pamulang Barat, mulai tanggal 24 Maret 2012 sampai Mei Tangerang Selatan, propindi Banten. 2012. Tabel 1 Jumlah Responden Berdasarkan Usia Frequency Percent Valid 17–25 5 5 26–35 26 26 36–46 57 57 > 46 12 12 Total 100 100,0 Tabel 2 Jumlah responden berdasarkan Pendidikan Frequency Percent Valid SD–SMU 64 64 AKADEMI 24 24 UNIVERSITAS 12 12 Total 100 100 Tabel 3 Jumlah responden berdasarkan Pekerjaan Frequency Percent Valid PEG NEGERI 2 2 PEG.SWASTA 10 10 IBURT 51 51 WIRASWASTA 37 37 Total 100 100,0 255 Forum Ilmiah Volume 10 Nomor 2, Mei 2013
no reviews yet
Please Login to review.